Gigih

0
44

Pdt. Agus Wijaya,

2 Raj. 2: 1-12; Efs. 2: 1-7

Jikalau kita ingin mendapatkan apa yang kita harapkan maka tentu berjuang dengan gigih dalam hidup kita. 

Itulah yang dilakukan oleh Elisa ketika Elia akan terangkat. Ke mana pun Elia pergi, Elisa mengikutinya. Tak sejengkalpun dia meninggalkan Elia, bahkan tak meluputkan perhatian kepada Elia sedetikpun. Ketika ada rombongan nabi akan mengalihkan perhatiannya dari Elia, Elisa menyuruh mereka diam.

Itu semua dilakukan Elisa untuk mendapat dua bagian dari Elia.

Sudahkah kita juga gigih mempertahankan iman percaya kita? Apakah kita tetap berjuang untuk beriman kepada-Nya dalam segala hal; manis maupun pahit, susah atau senang, baik atau tidak baik waktunya?

Paulus mengingatkan jemaat Efesus;

Efesus 2:4-7 (TB)  Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 

telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan —

dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,

supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

Suatu peringatan supaya beriman kita jangan menjadi kendor, mudah patah arang, mudah frudtasi, mudah ngambek, mudah menjadi tawar; bahkan hanya gara-gara hal yang sepele. Jangan menjadi tawar hati kalau doa kita belum atau dijawab “tidak” oleh Tuhan karena bagi Tuhan keinginan yang kita naikkan dalam doa kita justru akan mencelakakan kita. Jangan tawar kalau Tuhan menunjukkan jalan lain (yang pasti lebih baik tapi kita belum tahu) yang bukan merupakan jalan yang kita inginkan.

Gigihlah bertahan dalam iman karena ini suatu yang berharga; berharga perjuangan Tuhan dan berharga bagi kita kini dan nanti.

Selamat berjuang.

RELATED ARTICLE  Kunci untuk bersukacita dan bersyukur