Hamba Tuhan Dilarang Konflik

0
67

Konflik atau pertengkaran adalah sesuatu yang telah mengiringi perjalanan sejarah sejak manusia mengalami perjumpaan dengan sesamanya. Kain dan Habel, Abraham dan Lot adalah contoh konflik yang tersaji dalam Alkitab.

Ini mau menyatakan bahwa perjumpaan manusia dengan sesamanya bukan hanya menghasilkan persekutuan tetapi juga perselisihan. Dengan perkataan lain, konflik adalah hal yang manusiawi, buah perjumpaan manusia dengan sesamanya. Yang berbahaya adalah ketika konflik itu diselesaikan dengan kekerasan.

Meskipin demikian, rasul Paulus memberi catatan khusus kepada mereka yang disebut atau menyebut diri hamba Tuhan. “…sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang.” (2 Tim. 2:24a). Mereka yang mengabdikan hidup di bidang keagamaan, dalam pemberitaan sabda dan pelaksanaan penggembalaan, tidak boleh berkonflik degan siapa pun, apalagi dengan sesama rekan sepelayanan. Apapun perbedaan yang ada di antara sesama hamba Tuhan, harus diselesaikan dengan baik, dan berakhir dengan damai. Perbedaan apapun tak boleh berakhir dengan konflik.

Karena itu, siapapun yang menyebut diri atau disebut sebagai hamba Tuhan, namun tak mau menyelesaikan konflik dengan rekan sepelayanannnya, ia tak layak disebut apalagi menyebut diri sebagai hamba Tuhan.

RELATED ARTICLE  Refleksi Harian 11 Mei 2015