Hoax

0
64

Pdt. Darwin Darmawan,

Saya salah satu orang yang pernah tertipu hoax. Bahkan lebih dari sekali. Saya pikir, hoax itu produk manusia modern. Ternyata tidak. Istilahnyansudah muncul sekitar abad ke 18. Asalnya dari kata hocus, yang makna dasarnya menipu. Karena penipuan adalah aktivitas yang ada sejak manusia hadir di dunia, maka hoax sebetulnya sudah ada sejak lama, bahkan setua peradaban manusia.

Itu sebabnya, Tuhan sudah sejak awal melarang umat-Nya untuk menyebarkan berita yang salah, yang sengaja dibuat untuk menipu atau demi kepentingan tertentu. ” Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau menjadi saksi yang tidak benar;janganlah engkau turut -turut kebanyakan orang melakukan kejahatan dan jangan membelokkan hukum dalam memberikan kesaksian suatu perkara”( Kel 23:2).

Saya merenungkan perintah tersebut. Kalau kabar bohong, kejahatan dan saksi palsu saya kategorikan sebagai hoax, maka perintah Tuhan menjadi seperti ini: janganlah engkau memproduksi dan menyebarkan hoax, ikut-ikutan menyebarkan hoax dan membela orang yang memproduksi dan menyebarkan hoax.

Dimengerti seperti itu, perintah Tuhan menjadi relevan dengan situasi kita. Perkembangan teknologi informasi begitu hebat dan mempengaruhi manusia secara luar biasa. Khusus untuk Indonesia, pengguna internet diperkirakan mencapai 112 juta orang. Bukan saja jumlah penggunanya yangbluar biasa besar, teknologi informasi berhasil menjelma menjadi personal. Maksudnya, eksistensinya berkepribadian. Ia membuat manusia membutuhkannya dan bergantung darinya. Ia bahkan bisa menggantikan kebutuhan relasi personal manusia dengan yang lain, melalui tawaran relasi di dunia maya.

Dalam keadaan seperti itu, masyatakat kita relatif rendah minat bacanya. Dampaknya, masyarakat kita enggan menggali informasi dan kurang kritis terhadap sesuatu. Itu sebab, hoax menjadi sangat efektif menipu masyarakat .

RELATED ARTICLE  Ketika hidup memberikan rasa

Kecenderungan ini dengan baik ditangkap oleh para peternak politik dan pebisnis kotor. Mereka sengaja memproduksi dan menyebarkan hoax demi memenuhi ambisi kotor dan jahatnya.

Kita perlu menyadari hal ini dan mengingat pesan Tuhan agar tidak mudah termakan hoax, memproduksi dan menyebarkan hoax. Secara proaktif kita juga perlu mengcounter hoax dan mengisi medsos dengan berita baik dan benar.