Jangan Takut Menunda

0
56

Pertemuan, entah dengan siapa pun, sebaiknya berlangsung dalam situasi damai dan menghasilkan hal-hal yang menggembirakan. Hal ini semakin penting ketika dua belah pihak yang hendak bertemu itu adalah mereka yang sebenarnya memiliki relasi yang dekat namun sekarang sedang berada dalam situasi konfliktual.

Sebelum bertemu, sejumlah hal yang menimbulkan kesalah-pahaman atau konflik perlu mendapat klarifikasi-klarifikasi pendahuluan. Emosi-emosi yang mungkin menyertai kesalah-pahaman tersebut harus diredakan terlebih dahulu.

Bila emosi masih belum reda, persoalan yang menjadi penyebab kesalah-pahaman atau konflik masih simpiang siur, maka pertemuan (betapa pun sangat diinginkan) sebaiknya ditunda. Sebab pertemuan yang berlangsung dalam situasi emosional dan kesimpang siuran persoalan, potensial mempertajam konflik dan menyebabkan luka.

Penundaan dengan pertimbangan mengantisipasi kemungkinan semakin tajamnya konfik dan lahirnya luka inilah yang juga ditempuh Pulus dalam relasinya dengan jemaat di Korintus. “Aku telah mengambil keputusan di dalam hatiku, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu dalam dukacita. Sebab, jika aku mendukakan hatimu, siapa lagi yang dapat membuat aku menjadi gembira selain dia yang berdukacita karena aku.” (2 Kor. 2:1-2).

Jangan takut menunda pertemuan demi hasil yang lebih baik. Jangan memaksakan pertemuan ketika para pihak yang hendak bertemu masih dikuasai oleh emosi yang tinggi.

RELATED ARTICLE  Mewaspadai Ekstrimisme