Jurgen Moltman: “Allah Yang Hidup” menantang kematian dan kehancuran

0
63
Jurgen Moltman saat menyampaikan presentasinya di WCRC 2017

SINODEGKI.ORG – “Tanpa sebuah visi untuk masa depan, ilmu pengetahuan yang baru dan perkembangan teknologi akan digunakan untuk kematian dan kehancuran manusia,” ujar Jurgen Moltman, Teolog asal Jerman ketika berbicara pada Pertemuan Dunia Gereja-Gereja Reform.

“Kepenuhan Hidup” adalah bentuk dari visi di masa depan, berusaha mencapai apa yang menjadi dapat dicapai disini – menuju kehidupan kekal,” tambah Moltman dalam Pertemuan Gereja Reform Sedunia (WCRC), yang berlangsung di Leipzig, Jerman, 29 Juni – 7 Juli 2017.

Hampir 50 tahun sejak pertama kalinya Moltmann berbicara di pertemuan global aliansi Gereja-Gereja Reform, cikal bakal WCRC, pada 1970 di Nairobi, Kenya. Moltman kembali berbicara dengan penuh keyakinan akan “Allah Yang Hidup” yang memberikan kehidupan di hadapan “dewa-dewa kematian”, menciptakan sukacita ditengah-tengah ketidakpercayaan akan adanya Tuhan, dan menawarkan kepenuhan hidup sebagai sebuah visi di masa depan.

“Barangsiapa yang mempercayai Allah Yang Hidup tidak hanya akan melihat dunia sebagaimana realitas yang ada,” ujar Moltman, “Kaum realis melakukannya dan mereka selalu terlambat memaknainya. Barangsiapa mempercayai masa depan akan melihat dunia berdasarkan atas potensi yang dimilikinya.”

Sebagai contoh dari “dewa-dewa kematian”, Moltman menunjuk kepada rasisme, perang, nasionalisme, kapitalisme yang menjanjikan kekayaaan, usaha-uasah yang menambah kemiskinan, dan terror yang menyebabkan “pembunuhan diri secara massal” yang dimotivasi oleh “agama kematian”.

Moltman, 91 tahun, adalah seorang teolog reformis, ia menonjol setelah ia menerbitkan dasar teologinya, “Theology of Hope” pada 1964. Tulisannya ini menjelaskan bagaimana pengharapan akan belum tercapainya masa depan dalam terang janji Tuhan justru memimpin kepada arah baru menuju kepada kebenaran, kebebasan, dan kemanusiaan di dunia sekarang.

Sejak itu, tulisan-tulisan teologi Moltman meliputi isu-isu mengenai penciptaan dan ekologi, pandangan tentang pembebasan dan feminism, juga tentang pekerjaan Roh Kudus.

RELATED ARTICLE  Gereja bersatu mengusung tema diskriminasi, penganiayaan dan kesyahidan

“Kritik terhadap keadilan selalu datang terlambat, ketika kekerasan dan tindakan salah sudah terjadi dan memusnahkan manusia yang lemah, tetapi betapa pun terlambat, kritik itu harus ada,” ujar Moltman, yang mendapatkan penghargaan dari Sekretaris Jenderal WCRC, Chris Ferguson, atas kontribusi terhadap teologi Reform sepanjang hidupnya.

“Kita akan menjadi pencari-pencari kemungkinan atas kehidupan dan keadilan, dan akan berusaha mencegah kematian dan pembunuhan,” tambah Moltman merespon peningkatan ketidaksamaan dalam masyarakat.

“Ide demokrasi dalam kesamaan kurang tepat disbanding dengan sistem ekonomi yang terus membangun ketidaksamaan diantara manusia,” lanjut Moltman.

Moltman memuji WCRC tahun 2004 dengan Konfesi Accranya dimana diadakannya komitmen iman untuk menghadapi ketidakadilan ekonomi dan kehancuran ekologi.

Dalam pernyataan,”dewa kapitalisme” bersinggungan dengan “Allah Yang Hidup”, Moltman mengatakan,”Panggilan berjuang bagi keadilan kaum miskin dan menjaga bumi telah meningkat secara global, bersama dengan globalisasi ekonomi dan finansial.”

Namun Moltman mengingatkan bahwa perhatian terhadap para korban ketidakadilan masih kurang pada pusat teologi Reformasi. “Kita berdoa ‘ampunilah kesalahan kami,’ tetapi dimana para korban dari tindakan berdosa kita?” Tanya Moltman. “Isu pertama bukanlah tentang penyesalan dari para pelaku, tetapi penderitaan yang dialami para korban,” ujat Moltman.

“Kebenaran Ilahi bukanlah tentang sebuah keadilan yang menunjuk kepada baik dan jahat. Ia adalah sebuah kebenaran yang kreatif memperjuangkan keadilan. Bagi para korban, ia adalah sebuah kebenaran yang memberikan keadilan. Bagi para pelaku, ia adalah sebuah kebenaran menempatkan keadilan pada tempat yang benar,” ujar Moltman.

WCRC terdiri dari 225 gereja-gereja Protestan yang beranggotakan lebih dari 80 juta umat Kristen dalam bentuk Kongresional, Presbiterian, Reform, United, Uniting, dan Waldensian di lebih dari 100 negara. WCRC berkantor di Hannover, Jerman. Hal yang menarik, dalam presentasi ini, Jurgen Moltman, didampingi oleh sdri. Isabella Sinulingga dari STFT Jakarta. (wcrc.ch/spw)