Ketaatan Patut Kita Miliki

0
117

Pdt. Agus Wijaya,

1 Sam 15: 10-31; Kis. 5: 1-11

Hormat dan rasa takut. Kepada siapa patut ditujukan? Mestinya memang hanya kepada Tuhan. Kenyataannya?

Banyak orang lebih takut kepada orang dengan kuasa tertentu, bahkan dalam ketakutan kepada manusia lain, orang bisa saja mengabaikan Tuhan.

Itulah yang dialami oleh Saul ketika mestinya ia menumpas orang Amalek namun ia masih menyisakan kambing domba dan lembu sapi. Pertama-tama dengan alasan dipersembahkan kepada Tuhan, lalu dengan alasan takut kepada rakyat. Dan Saul sudah melanggar perintah Tuhan.

Kasus yang mirip diceritakan dalam kehidupan jemaat mula-mula. Kisah Ananias dan Safira.

Kisah Para Rasul 5:1-2 (TB)  Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.

Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Mereka mengira rasul dan orang lain tidak tahu bahwa mereka menahan sebagian hasil penjualan dan mempersembahkan yang sebagian. Namun ketidakjujuran itu mendatangkan malapetaka buat mereka berdua. Perkataan Petrus:

Kisah Para Rasul 5:3-4 (TB)  Tetapi Petrus berkata: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?

Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.”

Dan, matilah Ananias. Demikian juga istrinya.

Ketaatan atas firman Tuhan tentulah patut kita jaga dalam hidup kita karena itulah hakekat kita sebagai orang beriman, yaitu menjaga ketaatan kita kepada Tuhan, seperti yang dikatakan Samuel;

1 Samuel 15:22-23 (TB)  Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.”

RELATED ARTICLE  Refleksi Mingguan 12 April 2015