Kredo Ut Inteligam

0
58

Pdt. Suta Prawira,

Anselmus seorang Uskup abad ke 15 dari Inggris, berupaya untuk merumuskan pengertian tentang Allah agar bisa dipertanggungjawabkan secara akaliah. Namun ia menemukan sebuah kenyataan, semakin ia mendalaminya ia selalu bertemu dengan batas kemampuan akal budi untuk memahami sosok yang mahatinggi.

Ia tiba pada satu pemahaman:tanpa interfensi wahyu maka tidak ada seorangpun yang dapat memahami siapa Allah. Sebuah pernyataan yang cukup terkenal berasal daripadanya: Credo Ut Inteligam artinya aku percaya supaya aku mengerti. Untuk bisa mengerti dan memahami siapa Allah sesorang mesti mengawalinya dengan percaya, sebab percaya itulah yang akan menuntun kita pada pengertian.

Bagi orang-orang percaya murid-murid yang dipenuhi Roh Kudus sedang memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar, sementara bagi orang yang tidak percaya mereka bagaikan orang yang sedang mabuk oleh karena anggur.

Bukankah firman Tuhan mengatakan: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1).

Fides quaernes intelectum katanya sekali lagi, imanlah yang menuntun kita untuk mencari pemahaman. Tanpa beriman kepada-Nya maka kita tidak punya daya untuk dapat memahami sosok Ia yang maha tinggi dalam kehidupan bahkan melampaui kehidupan ini //

Adakah kita menaruh percaya dan mempercayakan seluruh kehidupan kita kepada-Nya?

RELATED ARTICLE  Refleksi Harian Selasa, 30 Juni 2015