Kunci untuk bersukacita dan bersyukur

0
93

Pdt. Ronny Nathanael,

“Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (I Tes 5:16-18)

Dalam situasi apa kita biasanya bersukacita dan bersyukur? Mungkin kita menjawab: kalau kita ada dalam keadaan sehat, jika pekerjaan atau usaha kita berhasil, kalau cita-cita kita tercapai.

Singkat kata, dengan mudah kita bersukacita dan bersyukur apabila yang terjadi adalah sesuai dengan harapan kita, cocok dengan keinginan kita. Tapi hidup yang kita jalani menunjukkan realitas yang berbeda. Di sana sini kita harus berhadapan dengan fakta bahwa apa yang terjadi berbeda dengan apa yang kita harapkan. Maunya, kita selalu sehat, tapi yang namanya penyakit bisa saja kita menyerang kita. Inginnya usaha selalu mendatangkan keuntungan tapi bisa saja kita merugi. Dan ketika itu terjadi sulit bagi kita untuk bisa bersukacita dan bersyukur.

Tapi Firman Tuhan mengatakan “bersukacitalah senantiasa”. Bukankah senantiasa berarti selalu, terus menerus? “Mengucap syukurlah dalam segala hal”. Bukankah itu berarti bahwa apa pun yang terjadi kita harus tetap bersyukur? Bagaimana mungkin kita bisa bersukacita senantiasa, mengucap syukur dalam segala hal? Kuncinya adalah BERDOA.

Kita berdoa karena kita menyadari bahwa ada yang jauh lebih berkuasa tinimbang kita, yang kepadaNya kita berserah, yang kepadaNya kita percayakan hidup kita. Dan itu adalah Tuhan yang kita kenal di dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu doa yang sejati berarti kesungguhan kita untuk melakukan apa yang menjadi kehendakNya. Dan adalah kehendak Tuhan bahwa kita melakukan dengan sebaik-baiknya apa yang dapat kita pertanggungjawabkan kepadaNya dalam segala aspek kehidupan kita (menjaga kesehatan, studi, pekerjaan, keluarga dan yang seterusnya). Itu bagian kita. Tapi berdoa adalah juga berarti kita percaya ada bagian Tuhan, karena itulah kita berserah kepadaNya.

RELATED ARTICLE  Refleksi Harian 15 Juli 2015

Maka doa lalu berarti kita hidup dengan prinsip ada bagianku ada bagian Tuhan. Bagianku adalah melakukan dengan sebaik-baiknya tanggungjawabku di hadapan Tuhan, selebihnya adalah bagian Tuhan. Maka jika aku sudah melakukan bagianku itu, apapun juga hasilnya aku akan tetap bersukacita dan bersyukur karena aku tahu Tuhan bekerja dalam segala sesuatu untuk akhirnya mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihiNya.