Liputan WCRC 2017, Leipzig, Jerman

0
48

Oleh Hizkia Anugerah Gunawan

Kamis 22 Juni 2017

Delegasi GKI di WCRC 2017

Hari ini merupakan hari pertama dari acara Pra-Sidang WCRC 2017. Acara tersebut adalah Youth Gathering yang diadakan mulai tanggal 22-28 Juni 2017 di Zwoachou, 17 km dari Leipzig, Jerman yang merupakan tempat persidangan utama WCRC.

Dalam acara ini, hadir 7 orang pemuda/i GKI yakni 6 orang yang menjadi steward selama Sidang Raya [Alvin Theodorus Larosa (GKI Kepaduri); Eunika Alvonciani (GKI Surya Utama); Galvin Tiara Bartianus (GKI Perumnas Tangerang); Hizkia Anugrah Gunawan (GKI Cimahi/Kader Pendeta GKI); Isac Abimanyu (GKI Cianjur); dan Ria Carolina (GKI Pamulang)] dan satu orang yang menjadi delegasi GKI dari unsur Pemuda yakni Febrima Yuliana Mouwlaka (GKI Muntilan/Kader Pendeta GKI). Selain ketujuh orang itu, hadir pula Pdt. Yael Eka Hadiputeri (GKI Kavling Polri) selaku anggota Komite Eksekutif WCRC. Acara ini sendiri diikuti kurang lebih 80 pemuda/i dari seluruh dunia (20 diantaranya berasal dari Indonesia).

Hari pertama diisi dengan sesi perkenalan. Panitia pun menyampaikan bahwa Youth Gathering ini menjadi upaya WCRC untuk “membuat ruang/making space” bagi pemuda/i gereja yang selama ini seringkali dilupakan oleh gereja. Youth Gathering ini akan diisi dengan berbagai macam kegiatan seperti workshop, sharing, diskusi, dan juga public event.

Jumat 23 Juni 2017

Hari kedua dari pelaksanaan Youth Gathering diawali dengan sambutan dari Rev. Chris Ferguson (Sekretaris Jenderal WCRC) yang menjelaskan maksud dari pelaksanaan Sidang Raya WCRC, termasuk di dalamnya Youth Gathering. Rev. Chris Ferguson menyatakan bahwa persidangan ini sepantasnya membawa semangat bagi setiap gereja melakukan pembaruan terus menerus, termasuk bagi pemuda/i yang merupakan bagian dari gereja.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai Degrowth yang dibawakan oleh Konzeptwerk Neue Oekonomie (KNOE), sebuah organisasi pemuda yang bergerak dalam isu ekonomi dan ekologi. Degrowth menjadi gagasan alternatif KNOE terhadap pertumbuhan ekonomi yang ramah terhadap lingkungan. KNOE berharap supaya di masa depan, pertumbuhan ekonomi terus bertumbuh sedangkan kerusakan lingkungan terus menurun.

Menjelang sore, peserta dibagi ke dalam 4 jenis workshop yaitu: (1) melanjutkan diskusi mengenai Degrowth; (2) Syair dan Rythm; (3) Tarian Reflektif; dan (4) Pilgrimage. Keempat workshop ini semakin melengkapi peserta untuk merefleksikan tema WCRC 2017 “Living God, Renew and Transform Us.”

Sabtu 24 Juni 2017

Hari ketiga pelaksanaan Youth Gathering diawali dengan sesi mengenai Buen Vivir yang dibawakan oleh Muruchi Poma. Seperti pada hari sebelumnya, sesi ini dilanjutkan dengan beberapa workshop. Hari ini terdapat 5 workshop yaitu: (1) Degrowth; (2) Syair dan Rythm; (3) Tarian Reflektif; (4) Peace Revolution; dan (5) Prosperity-Gospel.

RELATED ARTICLE  Persidangan XX Majelis Sinode GKI Hari Ke - 2

Di hari yang sama, para steward (yang juga menjadi peserta dalam Youth Gathering) mulai mempersiapkan Leipzig Messe. Oleh karena itu, cukup banyak peserta yang tidak bisa mengikuti Youth Gathering secara penuh.

Minggu 25 Juni 2017

  • Steward memulai penjemputan para delegasi pra-council
  • Youth Gathering mengadakan Malam Budaya

 Senin 26 Juni 2017

  • Youth Council dan Women Council dimulai.
  • Staff dan steward mulai bekerja di Leipzig Messe untuk menyiapkan Sidang Raya WCRC.

Selasa 27 Juni 2017

  • Public Event di Reformed Churches bagi para peserta Youth Gathering.

Rabu 28 Juni 2017

Delegasi-delegasi mulai memenuhi Leipzig Messe untuk melakukan registrasi mengikuti Persidangan WCRC selama 9 hari ke depan. Di saat yang bersamaan, Women Pre-Council dan Youth Concil mengakhiri pertemuannya pada hari ini. Di sore hari, setiap orang yang sudah datang diundang ke Gereja Reformed Leipzig untuk mengikuti acara Welcoming Reception untuk makan malam serta mendapatkan pengenalan singkat mengenai hal-hal yang akan terjadi dalam Sidang Raya WCRC.

 Kamis 29 Juni 2017

Hari ini merupakan hari pertama dari Persidangan ke-26 WCRC. Dari GKI, hadir sebagai delegasi yaitu Pdt. Arliyanus Larosa, Pdt. Cordelia Gunawan, dan Sdri. Febrima Mouwlaka. Dalam persidangan hari pertama, persidangan mendengarkan Laporan Pertanggungjawaban dari Presiden WCRC, Rev. Jerry Pilay. Selain itu, persidangan hari ini juga mendengarkan pembahasan tema pertama dari sisi keadilan ekonomi yang disampaikan oleh George Zachariah dan Janneke Stegeman. Jalannya sidang hari pertama ini juga diwarnai dengan undangan resepsi di Balai Kota untuk menikmati makan siang bersama.

Jumat 30 Juni 2017

Ibadah Pembukaan Sidang Raya WCRC ke-26 diselenggarakan pada hari ini di Gereja St. Nikola, Leipzig. Ibadah ini dihadiri oleh Presiden Republik Federal Jerman, Frank Walter-Steinmer. Khotbah dalam Ibadah Pembuka disampaikan oleh Presiden WCRC, Rev. Jerry Pillay dengan tema “Remembrance and Vision”. Dalam khotbahnya, Pillay menyampaikan supaya reformasi gereja bukan sekadar sejarah melainkan spirit gereja untuk terus membarui dirinya sendiri maupun dunia. Pembaruan harus dimulai dari diri pribadi masing-masing.

Delegasi Indonesia di WCRC 2017

Setelah ibadah pembukaan, seluruh peserta kembali ke Leipzig Messe melanjutkan sidang-sidang pleno maupun sidang kelompok. Dalam pleno hari ini, disampaikan laporan pertanggungjawaban dari Rev. Chris Ferguson selaku Sekretaris Jenderal WCRC. Setelah Rev. Ferguson menyampaikan laporan, sesi pleno dilanjutkan dengan mendengarkan pembahasan tema utama dari aspek teologi yang disampaikan oleh teolog terkemuka Jerman, Jürgen Moltmann. Pembahasan Moltmann ditanggapi oleh tiga teolog perempuan muda dari berbagai belahan dunia, salah satunya dari Indonesia yaitu Isabella Novsima Sinulingga (STT Jakarta-GBKP).

RELATED ARTICLE  Paus Tambah Otoritas Imam Katolik Ampuni Pelaku Aborsi

Sabtu 1 Juli 2017

Hari ketiga persidangan ke-26 WCRC membahas sub-tema “Living God, Help Us to Discern Your Will.” Dalam persidangan hari ketiga ini, isu yang diangkat berhubungan dengan keadilan jender. Pembicara utama pada hari ini adalah Isabel Phiri dan Philip Peacock. Walau terjadi ketidaktepatan waktu pada hari ketiga ini, secara umum persidangan dapat berjalan dengan lancar. Menyambut sore, seluruh peserta Sidang Raya WCRC menunjuk ke pusat kota Leipzig untuk menyaksikan berbagai pertunjukan social-art project.

 Minggu 2 Juli 2017

Pukul 05.30, seluruh peserta Sidang Raya pergi ke Berlin untuk mengikuti Ibadah Minggu di Katedral Berlin (Berlin Dom). Rasa lelah perjalanan selama 2,5 jam antara Leipzig-Berlin dapat digantikan dengan menikmati keindahan dan kemegahan Berlin Dom. Ibadah Minggu sendiri dimulai pada pukul 09.30 dan disiarkan secara langsung oleh stasiun lokal Jerman, ZDF. Ibadah ini mengambil tema “Witnessing the Living God to the World.” Khotbah disampaikan oleh empat orang secara bersama-sama yakni Rev. Chris Ferguson (Sekjen WCRC), Rev. Yvotte Noble-Bloomfield (Karibia), Alexandra Nikolara (Yunani), dan Aiko Widhidana Sumichan (GKI Pondok Indah).

Setelah ibadah Minggu di Berlin Dom, seluruh peserta diundang untuk menikmati makan siang di Kementerian Luar Negeri Jerman. Seharusnya, setelah dari Kementerian Luar Negeri, seluruh peserta diajak untuk berkeliling Berlin dan menikmati perjalanan di beberapa tempat penting sekitar Berlin. Namun karena hujan, sebagian besar peserta hanya menikmati perjalanan di kota Berlin dari dalam bus. Semua bus kembali ke Leipzig pukul 16.30 dan tiba kembali dengan selamat di Leipzig pada pukul 19.00.

Senin 3 Juli 2017

“Living God, Renew Us” menjadi sub-tema persidangan hari kelima. Pertama-tama, sub tema ini digumuli dalam Pemahaman Alkitab yang dibawakan oleh Mitri Raheb. Air menjadi simbol dari pemahaman Alkitab pada hari ini sebagai makna kalau pembaruan selalu mengalir seperti air yang tidak pernah berhenti.

Setelah menyelesaikan Pemahaman Alkitab, semua peserta mengikuti sidang pleno pertama yang membicarakan aspek mengenai misi di dalam persekutuan (Mission in Communion), yang dibawakan oleh Farid Esack dan Wesley Granberg-Michaelson. Sesi ini memberikan gagasan misi yang cukup segar untuk didiskusikan oleh para delegasi Sidang Raya WCRC sehingga gereja-gereja bisa merumuskan bentuk misinya di abad 21 ini sesuai dengan semangat pembaruan gereja.

Hari ini diakhiri dengan Doa untuk Perdamaian di Nikolakirche pada pukul 17.00. Doa untuk Perdamaian ini memang diadakan setiap minggunya di Nikolakirche. Setelah dari Nikolakirche, peserta sidang raya juga diundang untuk menyaksikan Konser Orgel di Tomaskirche.

Selasa 4 Juli 2017

Isu utama yang dibicarakan dalam persidangan hari keenam ini berkaitan dengan penguatan persekutuan (strengthening communion). Diawali dengan Pemahaman Alkitab yang disampaikan oleh Elsa Tamez dengan model berdialog dengan beberapa delegasi lain dengan bahasa Spanyol, dilanjutkan dengan pemaparan bahasan utama oleh Tinyiko Maluleke. Terkait dengan tema ini, persidangan juga menyediakan sesi khusus untuk membicarakan tentang masalah Korea. Persidangan hari ini ditutup dengan Konser Mazmur di Nikolakirche.

RELATED ARTICLE  Pdt. Debora Rachelina Stefani Simanjuntak diteguhkan sebagai Pendeta GKI Kota Wisata

Rabu 5 Juli 2017

Hari ini merupakan Wittenberg Day. Tidak ada agenda persidangan pada hari ini karena seluruh peserta Sidang Raya WCRC pergi ke Wittenberg, kota kecil yang menjadi tempat pelayanan Martin Luther. Tidak salah jika kota ini sering dijuluki dengan Kota Luther. Di Wittenberg, seluruh peserta mengikuti ibadah di Stadtkirche.

Khotbah dalam ibadah ini disampaikan oleh Rev. Najla Kassab, perempuan Arab pertama yang ditahbiskan sebagai pendeta. Khotbah yang cukup memukau seluruh umat yang hadir (bahkan mendapatkan tepukan tangan di akhir khotbah) berbicara soal gereja yang terus berubah dan berformasi adalah gereja yang terus berjuang. Menurut Kassab, masa depan gereja bukan di tangan saya ataupun kalian, tetapi di tangan Tuhan. Inilah yang membuat gereja harus terus memperbarui diri.

Ibadah ini juga menjadi saksi sejarah dari pergerakan ekumenis yang lebih luas dengan ditandatanganinya Wittenberg Witness antara WCRC dengan Lutheran World Federation (LWF) yang menandakan kerjasama yang lebih erat antara gereja-gereja Reformed dan gereja-gereja Lutheran. Tidak kalah penting adalah penandatanganan dokumen Joint Declaration on the Doctrine of Justification (JDDJ) oleh WCRC. Dengan demikian, WCRC menyusul Gereja Katolik Roma, LWF, dan Gereja Methodis yang mengakui doktrin bersama tentang pembenaran. Ini adalah sebuah langkah maju dari gerakan ekumenis gereja-gereja di dunia!

Setelah beribadah, seluruh peserta menikmati kota kecil Wittenberg dengan mengunjungi berbagai situs sejarah Martin Luther dan tempat-tempat lainnya yang tidak kalah menarik.

Kamis 6 Juli 2017

Keberagaman bahasa menjadi isu yang diangkat oleh Mitri Rahab dalam Pemahaman Alkitab pada pagi ini. Mengangkat pembacaan Alkitab tentang Menara Babel dan Pentakosta, Rahab memperlihatkan bagaimana keberagaman bahasa menjadi bentuk pembebasan dan perlawanan terhadap penindasan.

Semangat inilah yang mendasari delegasi untuk melewati persidangan hari ini yang cukup melelahkan. Persidangan hari ini membicarakan hal-hal terkait organisasi WCRC mengenai nominasi Komite Eksekutif, proposal-proposal Public Witnesses yang menjadi kerangka program WCRC selama 7 tahun mendatang, serta amandemen Konstitusi WCRC. Menutup persidangan hari ke-8, Orkestra dari Universitas Columba mengadakan konser di Lobby Leipzig Messe untuk menghibur serta menyegarkan kembali para delegasi setelah melewati persidangan yang cukup melelahkan.