Mandat Kepercayaan

0
59

Pdt. Agus Wijaya,

1 Sam. 9  : 27 – 10 : 8; Gal. 2 : 1 – 10

Menerima suatu kepercayaan untuk melakukan atau memberitakan adalah hal yang luar biasa indahnya, sekaligus sebagai sebuah tanggung jawab besar yang dipercayakan.

Dua bacaan hari ini menuliskan tentang mandat itu; satu diterima oleh Saul, dan yang kedua oleh Paulus.

Kepada Saul, Samuel mengurapi dia sebagai seorang raja, sesuai permintaan orang Israel. Saul diyakinkan dengan berbagai tanda untuk memberikan bukti bahwa benar ia yang ditunjuk Allah -melalui Samuel – untuk menjadi raja Israel, dan satu penegasan penting

1 Samuel 10:6-7 (TB)  Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain. 

Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.

Samuel menegaskan bahwa Tuhan Allah pasti menyertainya, karena itu ia boleh memerintah sesuai dengan apa yang dinyatakan Tuhan kepadanya.

Di sisi lain, ketika orang meragukan kerasulan Paulus (karena bukan murid Tuhan Yesus secara langsung-itu pemahaman jemaat mula-mula tentang rasul), maka Paulus menguraikan bagaimana tugas dan tanggung jawab ia terima sehingga sebutan rasul memang layak ia sandang;

Galatia 2:9-10 (TB)  Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; 

hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.

Kita adalah penerima mandat kepercayaan dari Tuhan untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah di dunia ini. Memang penunjukkannya tidak seperti Saul atau Paulus namun, bukankah Tuhan berkali-kali menegaskan bahwa: kita – semua orang Kristen tanpa kecuali –  diutus-Nya ke dalam dunia untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah, dan bahwa Dia memberikan penyertaan senantiasa (Mat. 25 : 40 dan 28 : 18 – 20).

Tidakkah kita menyadarinya?

RELATED ARTICLE  Renungan Harian GKI