Menderita karena Kebenaran

0
100

Menderita karena Kebenaran

Kidung Agung 5:2-6:3; 1 Petrus 2:19-25

 

Kita sering mendengar ungkapan, “doakan ya agar aku dapat tabah memikul salib Kristus dalam menghadapi kesusahan ini.” Tentu dengan semangat kasih yang ikhlas kita akan mendoakan pergumulan Saudara kita tersebut. Namun doa kita sering menjadi tidak jelas, sebab pergumulan tersebut masih samar. Menurut Surat 1 Petrus ada dua jenis penderitaan, yaitu penderitaan karena berbuat dosa dan penderitaan karena kasih-karunia Allah. Karena itu Rasul Petrus mengajukan pertanyaan, dapatkah disebut pujian, jika umat menderita pukulan karena berbuat dosa? (1Petr. 2:20). Kesusahan karena berbuat dosa harus disikapi kerendahan hati untuk mengaku dosa dan membarui diri. Penderitaan yang dialami dalam konteks ini tidak layak disebut sebagai tugas memikul salib Kristus. Makna memikul salib Kristus berupa penderitaan adalah apabila kita memang menderita karena hidup benar dan kudus. Dalam konteks inilah seseorang layak minta didukung dalam doa agar tabah memikul salib Kristus berupa penderitaan dan kesusahan.

Untuk mengenali jenis penderitaan yang kita alami apakah karena kita telah hidup benar ataukah sebagai buah atas kesalahan dan dosa berkaitan erat dengan pengenalan diri kita di hadapan Allah. Bagaimanakah kita hidup di hadapan Allah? Spiritualitas yang bagaimanakah kita terapkan dalam menghadapi pergumulan dan persoalan hidup ini? Apakah kita setia akan firman-Nya? Sejauh kita telah dipulihkan oleh bilur-bilur Kristus seharusnya hidup kita akan terarah kepada kehendak Allah. Bilur-bilur Kristus yang memulihkan itu akan memampukan kita untuk menderita karena setia melakukan kehendak dan firman Allah. Karena itu dukungan doa dari Saudara-saudara seiman tidak boleh dipakai untuk mencari pembenaran atas penderitaan yang disebabkan oleh dosa yang sedang kita perbuat. Dukungan doa baru bermakna apabila kita menderita karena hidup benar dan kudus di hadapan Allah serta sesama kita.

RELATED ARTICLE  Jangan Menjual Tuhan

 

Pdt. Yohanes Bambang Mulyono