Menghadapi fitnah

0
67

Pdt. Rinto Tampubolon,

Mazmur 7:1 &10

“Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku. Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati”

Fitnah adalah senjata penghancur yang tidak terlihat namun sangat menghancurkan. Fitnah tidak hanya dapat membunuh tubuh tetapi juga karakter dan masa depan. Fitnah merupakan senjata yang paling aman bagi orang berhati culas, licik, dan jahat berhati pengecut. Ia menebar sambil bersembunyi. Celakanya sekali disebar ia sulit untuk ditarik kembali. Ia berhembus kemana suka seperti angin. Itulah sebabnya mengapa pemfitnah itu dipandang sebagai sebuah kejahatan yang tidak disukai Allah. Ia termasuk saksi dusta.

Lalu bagaimana jika Anda mendapatkan fitnah? Daud tidak kurang-kurangnya mendapatkan fitnahan dari orang-orang disekitarnya. Pada bagian ini ia menghadapi keganasan fitnah dari Kush orang benyamin. Fitnahan mereka dilihat Daud seperti singa yang berusaha menerkam dan menyeret- nyeretnya dan berusaha membinasakannya.

Dalam kondisi tersebut Daud tidak melawan mereka tetapi Daud memohon perlindungan dan pertolongan Allah untuk membuka dan menunjukkan kebenaran yang sesungguhnya dengan cara Allah sendiri. Daud tidak ingin menjadi hakim atas diri para pemfitnah atau menjadi pembela atas dirinya sendiri. Daud menyerahkan perkaranya kepada Allah. Dalam hal ini ketika difitnah Daud tidak beradu fitnah tetapi ia beradu ketulusan. Ketulusan itulah yang akan membuka kebenaran.

Telisiklah diri Anda, ketika Anda mendapatkan fitnahan apakah Anda semakin hidup dalam ketulusan atau sebaliknya Anda menjadi pemfitnah yang sama. Daud tahu bahwa Allahlah pertolongannya karena itu ia berjuang untuk tetap hidup dalam ketulusan. Dan ia tetap bahagia.

RELATED ARTICLE  Refleksi Harian, 18 Juni 2015