Mewartakan Tuhan Dalam Hidup

0
89

Pdt. Agus Wijaya,

Im. 16: 1-5, 20-28
Mat. 21: 18-22

Selamat hari Rabu.

Di masa Harun dan Musa, demikian susah dan rumitnya memasuki ruang kudus. Bahkan manusia (bahkan seorang imam seperti Harun, harus menyucikan diri dengan melakukan sejumlah ritual. Ini semua karena Harun akan memasuki ruang kudus.

Sebuah perjumpaan dengan Allah tak lagi menghanguskan karena kasih karunia-Nya dalam Tuhan Yesus Dia nyatakan melalui karya kasih Yesus yang memberi banyak karya kasih dalam hidup manusia.

Dan tentu Ia berharap semua berjalan dengan baik. Namun sayangnya itu tidak terjadi pada pohon ara. Pohon ara yang diharapkan berbuah, ternyata tidak ada buahnya. Karena itu:

Matius 21:19 (TB) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.

Tentu tindakan itu untuk mengingatkan kepada para murid supaya hidup mereka berbuah, kapan pun itu. Oleh karena itu Tuhan Yesus berbicara tentang percaya dan tidak bimbang.
Jikalau kita menjadi orang yang percaya dan tidak bimbang maka kita mampu mewartakan Tuhan dalam sepanjang hidup kita.

RELATED ARTICLE  Refleksi Mingguan 10 Mei 2015