Perasaan Tidak Aman

0
72

Perasaan Tidak Aman

Hosea 3:1-5; Yohanes 18:28-32

 

Perasaan aman (ego-security) adalah kematangan pribadi seseorang yang tidak mudah merasa terancam dan mampu berpikir jernih dalam menghadapi situasi yang menekan atau membahayakan dirinya. Sebaliknya perasaan tidak aman diri (ego-insecurity) adalah sikap yang mudah terancam, terlalu sensitif terhadap sikap dan ucapan orang lain sehingga mudah labil serta tidak mampu berpikir dengan jernih. Di Yohanes 18:25-27 mengisahkan bagaimana Petrus menyangkal Yesus karena pertanyaan dari seorang hamba Imam Besar. Menurut kesaksian Injil Matius, Petrus menyangkal karena pertanyaan dari seorang hamba perempuan (Mat. 26:69). Perhatikan Petrus mengalami kecemasan yang luar-biasa karena pertanyaan dari orang-orang yang sebenarnya tidak membahayakan dirinya. Petrus menyangkal Yesus karena kuatir akan keselamatan dirinya. Dia tidak ingin dianggap terlibat, lalu ditangkap dan kemudian diadili serta dihukum.

Perasaan aman dan tidak aman biasanya bersumber pada bagaimanakah kita memiliki gambar diri (self-image). Kalau kita memiliki gambar diri yang positif, utuh, menerima diri apa adanya dengan ucapan syukur dan percaya kepada penyertaan Tuhan, pastilah kita merasa aman. Sebaliknya apabila kita memiliki gambar diri yang buruk, retak, suka menghakimi/menyalahkan diri, dan selalu bersungut-sungut sudah pasti kita tidak pernah positif memandang diri sendiri. Gambar diri umat percaya seharusnya berpedoman pada Tuhan Yesus yang adalah Gambar dan Rupa Allah yang sempurna (Kol. 1:15). Kristus tidak gentar menghadapi fitnahan, serangan kebencian, permusuhan yang menyakitkan, dan kematian yang keji. Dia tenang dengan sikap iman dan cinta-kasih yang tidak terus berkobar-kobar. Jika demikian, sejauh mana kita menjadikan Kristus sebagai dasar, sumber kehidupan, dan tempat kita bersandar serta tujuan hidup kita?

RELATED ARTICLE  Refleksi Mingguan 31 Mei 2015

 

Pdt. Yohanes Bambang Mulyono