Percaya kepada Tuhan, bukan manusia

0
89

Yer. 29:8-23
Kis. 26:24-29

Suatu pagi seorang rekan memberitahu bahwa ia kemarin bertemu dengan seorang yang mengaku pendoa syafaat, pejabat gerejawi, dan dalam percakapan rekan saya mengatakan akan periksa ke dokter karena sudah beberapa lama flu. Dan ibu yang mengaku pendoa ini mengatakan: “Makanya uang itu jangan ditabung terus.”

Teman saya heran, bukan karena memang uangnya di tabungan banyak tapi karena ia tak pernah punya uang banyak dalam tabungannya.

Pernahkah saudara mengalaminya?
Ada banyak orang berbicara seolah-olah mengetahui orang lain dan menyatakannya atas nama Tuhan, merasa Tuhan yang berbicara melalui dirinya.

Sedihnya, banyak orang percaya dan mempercayakan diri begitu saja kepada orang semacam ini sehingga menyerahkan harta bahkan nyawanya.
Beriman itu percaya, ya. Tapi bukan percaya kepada pribadi atau manusia. Kita percaya kepada Tuhan, pencipta langit dan bumi. Itu yang harus selalu kita ingat dan lakukan dalam hidup kita.
Sedihnya lagi, banyak orang yang memanfaatkan jabatan yang Tuhan beri untuk menarik orang lain percaya kepadanya dengan memanfaatkan nama Tuhan.

Yesaya berhadapan dengan orang-orang yang seperti itu, yang disebut sebagai nabi palsu, yang bernubuat hanya untuk menyenangkan hati orang lain tanpa membawa kebenaran.

Padahal Tuhan mengatakan:
Yeremia 29:10 (TB) Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.

Semua ada waktunya. Ada masa di mana mereka yang ada dalam pembuangan menderita namun ada waktunya kebaikan dinyatakan Tuhan karena:
Yeremia 29:11-13 (TB) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

RELATED ARTICLE  Deklarasi Wittenberg 10 Januari 2017

Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,

Bagaimanapun jalan Tuhan, Dia merancangkan kesejahteraan yang benar, bukan yang murahan. Ada waktunya kita menderita untuk membetulkan jalan dan arah hidup kita.

Paulus dalam Pekabaran Injilnya tidak selalu mudah. Ia juga berhadapan dengan orang terpelajar Yahudi dan juga Romawi, bahkan ia juga berhadapan dengan Festus dan Raja Agripa. Dan dalam apa yang sulit itu, Paulus tetap membawa kebenaran kepada mereka dengan ajakan untuk menjadi percaya, beriman kepada Tuhan yang hidup;
Kisah Para Rasul 26:29 (TB) Kata Paulus: “Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.”

Pdt.Agus Wijaya