Pesan Sidang MPL-PGI 2018

0
73

JAKARTA,SINODEGKI.ORG – Sidang MPL-PGI 2018 yang berlangsung di Palopo, Sulawesi Selatan telah mengeluarkan apa yang disebut dengan Pesan Sidang MPL-PGI 2018. Berikut isi pesan tersebut:

PESAN SIDANG MPL-PGI 2018

“Indonesia Keluarga Kita, Pancasila Rumah Kita”

Salama’ Sitammu inde Tana Luwu (Selamat Bertemu di Tanah Luwu)

  1. Demikianlah sapaan yang mewarnai hari-hari persidangan Sidang Majelis Pekerja Lengkap PGI (MPL-PGI) 2018 yang berlangsung di Saodenrae Convention Center (SCC) Kota Palopo, Sulawesi Selatan, pada tanggal 26-30 Januari 2018. Dengan tuntunan Allah yang Maha Pengasih, 394 orang peserta datang dari berbagai tempat di tanah air tercinta ini menghadiri Sidang tahunan MPL-PGI, PGI Wilayah/SAG, anggota-anggota mitra PGI dalam dan luar negeri serta para pemuda yang menjadi pandu Sidang MPL-PGI ini. Penghargaan yang dalam dan ucapan terimakasih yang tulus kepada Tuan dan Nyonya rumah, yaitu Sinode Gereja Protestan Indonesia Luwu (GPIL) serta Panitia Penyelenggara dan Gereja-gereja tetangga GPIL yang menerima semua peserta dalam suasana persaudaraan.
  2. Tema Sidang Raya XVI Tahun 2014 di Nias: “Tuhan Mengangkat Kita dari Samudera Raya” (Mazmur 71: 20b) dan Subtema: “Dalam Solidaritas dengan Sesama Anak Bangsa, Kita tetap Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila, Menanggulangi Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme dan Kerusakan Lingkungan Hidup” masih tetap menjadi acuan sidang-sidang MPL selama periode kerja 2014-2019. Selanjutnya, Sidang MPL 2018 ini berfokus pada “Spiritualitas Keugaharian: Merayakan Keberagaman demi Kesatuan Bangsa.” Pikiran pokok ini mengajak warga gereja bersama-sama dengan semua anak bangsa untuk merayakan keberagaman suku, ras, budaya, dan agama dalam masyarakat Indonesia, hal yang kita syukuri sebagai rahmat Allah bagi bangsa kita. Dasar negara kita, Pancasila, adalah rumah kita bersama di mana kita hidup dalam semangat persaudaraan yang saling menghargai. Dalam sorotan motto “bhineka tunggal ika” kita perlu terus menghargai dan merawat kemajemukan kita demi kesatuan bangsa.
  3. Namun, kenyataan yang kita hadapi sehari-hari, sering membuat kita sulit untuk bersama-sama merayakan keberagaman kita itu. Nilai-nilai persaudaraan dan semangat gotong royong yang berakar dalam kehidupan masyarakat tradisional Indonesia semakin tergerus. Di tengah arus globalisasi yang ditandai oleh pasar bebas yang berupaya mengejar keuntungan semaksimal mungkin, banyak warga masyarakat yang semata berjuang untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya atau kelompoknya sendiri. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dalam masyarakat. Kemiskinan dan ketidakadilan belum dapat diatasi secara tuntas.  Manusia cenderung mengeksploitasi alam melampaui batas.  Nilai-nilai kejujuran dan kebenaran sering dibengkokkan. Hukum diputarbalikkan demi kepentingan kelompok tertentu. Bahkan agama digunakan untuk mencapai kepentingan politik tertentu. Politik identitas semakin marak, terutama menjelang Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Serentak 2019.  Korupsi dan suap merasuki kehidupan masyarakat kita. Di samping itu, tindak kekerasan dan ketidakpedulian sosial, terutama kepada mereka yang mengalami bencana alam dan epidemi kekurangan gizi seperti di Asmat, maupun keadaan mereka yang berada di daerah perbatasan dan pulau terluar, masih kurang mendapat perhatian. Kita prihatin dengan penyalahgunaan media sosial yang cenderung menebar kebencian dan berita-berita palsu (hoax).
  4. Sidang menghargai kehadiran Menteri Agama RI yang mengajak peserta untuk mengembangkan cara beragama yang moderat, yakni menjauhi sikap-sikap yang ekstrim, yaitu pada satu pihak sikap fundamentalisme yang eksklusif dan pada pihak lain pemikiran liberal yang tidak berakar dalam konteks Indonesia. Sidang MPL mengajak gereja-gereja untuk waspada dan arif agar tidak terperangkap di dalam penggunaan simbol-simbol agama maupun identitas suku, ras dan agama dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat khususnya dalam menghadapi tahun demokrasi 2018-2019 yang dapat memecah belah kesatuan gereja, masyarakat dan bangsa kita.
  5. Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, Sidang MPL PGI mengajak Gereja dan segenap warganya untuk: a) Berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama untuk ikut mengatasi masalah-masalah kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan melalui program-program yang konkrit sesuai dengan kebutuhan setempat; b) Menggemakan semangat keugaharian dimana gereja-gereja diharapkan mampu menjadi contoh pola hidup sederhana/bersahaja, melawan kerakusan/ketamakan, menolak perilaku koruptif, dan menanamkan nilai-nilai kejujuran yang diawali dari dalam keluarga dan gereja; c) Menumbuh kembangkan nilai-nilai persaudaraan dan saling menghargai di tengah masyarakat majemuk, mulai dari kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat; d) Mengembangkan etika berkomunikasi yang santun, terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi yang semakin canggih dan media sosial; e) Mendorong semua warga gereja untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab, jujur, adil, berdasar pada hati nuraninya dan tidak terkontaminasi oleh politik uang; f)Memberikan pendampingan bagi para calon legislatif dan eksekutif pada semua lingkup untuk ikut dalam kontestasi secara jujur dan bermartabat.
  6. Kepada Pemerintah Republik Indonesia, Sidang MPL PGI 2018 mendorong agar: a)mengintensifkan pendidikan dan sosialisasi Pancasila sebagai Rumah Kita bersama, yang berfokus pada ranah afektif serta memfasilitasi pewujudannya secara konkrit dalam keseharian warga masyarakat; b) membuka kembali formasi penerimaan guru CPNS untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar/pendidik; c) bertindak tegas terhadap setiap bentuk pelanggaran hukum tanpa tebang pilih agar keadilan bagi semua dapat terjamin; d) terus berupaya meningkatkan kesejahteraan anak bangsa melalui pelaksanaan pemerintahan yang bersih, jujur dan transparan serta non diskriminatif dan mendorong berbagai upaya penguatan peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK); e) melibatkan segenap komponen anak bangsa dalam pencegahan dan penanggulangan serta pemberantasan Narkotika, HIV-AIDS, dan berbagai penyakit sosial; f) melanjutkan konsep pembangunan yang berkeadilan dan merata dengan menjunjung tinggi ekonomi kerakyatan; g) melanjutkan program yang memberi perhatian terhadap wilayah perbatasan dan kepulauan serta daerah tertinggal; h)upaya-upaya penegakan hukum perlu terus digalakkan termasuk dalam rangka pemberantasan illegal logging dan illegal fishing.
  7. Kepada masyarakat Indonesia, peserta Sidang MPL PGI 2018 menghimbau agar: a)bersama-sama merayakan keberagaman sebagai keluarga bangsa Indonesia dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal sebagai saudara bersaudara yang tinggal dalam rumah bersama Pancasila; b) terus merawat keberagaman dan mensyukurinya sebagai rahmat Allah; c) dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa, apalagi yang bersentuhan dengan ketidakadilan, radikalisme dan maraknya sikap intoleran, semua komponen bangsa, termasuk kaum intelektual seyogyanya menghidupi kebenaran; d)mendorong berkembangnya produksi dalam negeri di segala bidang dan mengugah kecintaan untuk menggunakannya; e) mengkonsumsi hasil bumi dan laut sendiri serta memelihara kelestarian lingkungan dengan menolak segala bentuk eksploitasi alam yang merusak keberlangsungan hidup di planet ini.(pgi.or.id/spw)

 

RELATED ARTICLE  Grayson Russell Bersyukur Bisa Bekerja dengan Tom Hanks di Film “Greyhound”