Refleksi Harian 11 Maret 2015

0
44

Ezra 6:1-16
Markus 11:15-19

Setelah bertahun-tahun berada di negara asing, terpisah dari Tuhan, kehilangan rumah mereka dan bait Allah yang menjadi simbol penyertaan Tuhan, akhirnya keturunan Israel dapat kembali ke Yerusalem. Dapat kita bayangkan bagaimana perasaan mereka yang bertahun-tahun hidup hanya dengan cerita orangtua mereka tentang kemegahan bait Allah tersebut akhirnya dapat melihat bait Allah yang baru. Mereka diliputi oleh sukacita yang luar biasa karena ini merupakan tanda penyertaan Tuhan bagi mereka. Tuhan telah memulihkan mereka. Namun, keturunan mereka yang hidup pada zaman Yesus, yang tumbuh besar dengan pergi ke bait Allah setiap tahunnya, ternyata justru telah kehilangan rasa syukur dan penghargaan tersebut. Bait Allah yang kudus malah dijadikan tempat berjualan, tempat untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri.

Kita pun mungkin mengalami suatu saat di mana kita sangat bersemangat dalam persekutuan dan pelayanan, misalnya ketika kita baru mendapatkan jawaban untuk doa kita, atau ketika kita mengikuti retreat yang memberi inspirasi yang baru. Namun, seringkali kita gagal mempertahankan semangat tersebut. Seiring berjalannya waktu, kepentingan pribadi kita mengalahkan rasa syukur dan hormat kepada Tuhan yang seharusnya mendasari persekutuan dan pelayanan kita. Marilah kita minta agar Yesus menilik hati kita dan membantu kita menemukan kembali perasaan yang pernah ada tersebut, sehingga kita dapat kembali melayani Tuhan dengan semangat yang penuh.

RELATED ARTICLE  Dari Relasi Transaksional ke Relasi yang Tulus