Refleksi Harian 14 Juli 2015

0
47

2 Samuel 3:12-16
Kisah Para Rasul 23:12-35

Mewujudkan Keadilan

Seruan untuk mewujudkan keadilan mungkin merupakan seruan yang paling sering kita dengar dari berbagai pihak. Keadilan untuk perempuan. Keadilan untuk buruh. Keadilan untuk semua komisi. Dan lain sebagainya. Sejak kecil kita sudah belajar memprotes ketika ada sesuatu yang kita rasa tidak adil, dan betapa seringnya kita mendengar ungkapan “betapa tidak adilnya hidup ini!” Saya sendiri biasanya menjawab, “justru hidup ini adil, karena setiap orang mengalami ketidakadilan.”

Mengapa keadilan begitu sulit untuk diwujudkan? Mungkin karena kita masing-masing memiliki kriteria yang berbeda untuk menentukan apa yang adil dan apa yang tidak adil, yang bergantung pada pemahaman, pendidikan, pengalaman, dan latar belakang kita masing-masing. Ini berarti, keadilan tidak akan pernah terwujud sepenuhnya, kecuali nanti ketika dunia diperbarui oleh Tuhan. Namun itu tidak berarti kita berhenti berusaha mewujudkannya.

Mewujudkan keadilan membutuhkan keberanian, namun keberanian tersebut harus pada tempatnya, dan setiap orang memiliki bagian yang berbeda. Mungkin keberanian untuk melawan ketidakadilan, namun mungkin juga keberanian untuk melaporkan kepada orang lain yang berwenang, yang dapat melakukan tindakan yang lebih berguna untuk usaha mewujudkan keadilan. Dalam Kisah Para Rasul, kita melihat bagaimana seorang anak muda mewujudkan keadilan dengan menyampaikan apa yang ia ketahui kepada Paulus dan kemudian kepada kepala pasukan. Kita juga melihat bagaimana kepala pasukan mewujudkan keadilan dengan mengambil resiko memindahkan Paulus, sekaligus menyampaikan kepada Feliks agar ia mewujudkan keadilan bagi Paulus. Feliks mengatur agar ada pengadilan bagi Paulus. Tentu akan lain ceritanya seandainya kemenakan Paulus menganggap ia dapat mewujudkan keadilan dengan cara melawan orang-orang Yahudi langsung ketika ia mendengar rencana mereka, bukan?

RELATED ARTICLE  Orang Pandai Perlu Kearifan