Refleksi Harian 25 Juni 2015

0
60

Bacaan: 1 Samuel 19:18-24; 2 Korintus 7:2-16

Membawa Sukacita
Kapan terakhir kalinya seseorang datang membawa kabar sukacita kepada Anda? Di zaman modern ini, tampaknya jauh lebih sering kabar sukacita datang melalui pesan singkat di WhatsApp atau BBM. Bahkan, mungkin kabar sukacita terakhir yang Anda terima berasal dari update status di Facebook atau Path alih-alih disampaikan langsung kepada Anda. Tentu tidak ada yang salah dengan hal itu, namun betapa berbedanya seandainya pesan tersebut disampaikan secara langsung kepada Anda! Anda dapat melihat sinar mata yang berbinar-binar dari sang pembawa pesan bahkan sebelum pesan itu keluar dari mulutnya. Mungkin ia tersenyum dan bahkan tertawa ketika menyampaikan berita yang baik itu. Kebahagiaannya jelas menular. Anda sudah senang bahkan sebelum mengetahui apa beritanya, dan berlipat-lipat sukacita setelah pesannya tersampaikan. Anda mungkin akan meluangkan beberapa menit, bahkan jam selanjutnya untuk mengobrol dan membahas berita tersebut. Luar biasa!

Saya bayangkan seperti itulah ketika Paulus bertemu dengan Titus di tengah berbagai kesulitan yang dia alami. Titus membawa kabar sukacita, yaitu berita mengenai perubahan yang telah terjadi pada jemaat di Korintus. Titus tidak dapat berhenti menceritakan kebaikan apa saja yang ia alami, dan Paulus yang tadinya kelelahan menjadi bersemangat kembali. Begitu penuh sukacitanya, sehingga ia segera menuliskan sebuah surat kepada jemaat di Korintus, yang masih dengan jelas dapat kita rasakan sungguh penuh semangat dan kebahagiaan.

Mungkin ada baiknya kalau sesekali kita juga menyampaikan kabar sukacita secara langsung kepada orang lain.

RELATED ARTICLE  Mulailah Dengan Sapaan Yang Baik