Refleksi Harian 26 Juni 2015

0
46

Bacaan: 1 Samuel 20:1-25; 2 Korintus 8:1-7

Pelayanan Kasih
Kita semua tentu memiliki orang yang kita kasihi, bisa jadi itu anak kita, orangtua kita, pasangan hidup kita, sahabat kita, dan lain-lain. Namun mengasihi seseorang bukanlah perkara yang mudah. Thomas J. Reese, seorang imam Jesuit, mengatakan “untuk menjadi orang yang penuh perhatian, yang cerdas, yang logis, yang bertanggungjawab, dan yang penuh kasih membutuhkan kerja keras. Jauh lebih mudah untuk tidak memberi perhatian, tidak berpikir, bersikap tidak logis dan tidak bertanggungjawab, serta mementingkan diri sendiri.”

Mengasihi seseorang dapat menjadi perjalanan penuh tantangan, luka, kesedihan dan air mata. Mungkin itu sebabnya mengapa ketika kita mempunyai pilihan, misalnya dalam memilih pasangan hidup atau berteman, kita sangat berhati-hati menentukan siapa yang akan kita kasihi. Kecenderungan kita sebagai manusia adalah mengasihi orang yang juga mengasihi kita, dan seringkali juga kita hitung-hitungan menentukan seberapa besar kasih yang sudah kita tunjukkan.

Tetapi, iman kita sebagai orang Kristen, menuntut kita untuk memberikan diri dengan penuh kasih. Contoh kita yang utama adalah Kristus, namun juga berbagai tokoh Alkitab lainnya, dan orang-orang Kristen sepanjang zaman yang mungkin tidak akan pernah kita ketahui namanya. Orang-orang yang memberikan waktu dan tenaga mereka untuk berbagai bentuk pelayanan, sebagai ungkapan kasih kepada Tuhan maupun kasih kepada sesama. Bukan tidak mungkin, keberadaan kita dan siapa diri kita saat ini sesungguhnya tergantung pada mereka yang tidak kita kenal. Demikian juga, pelayanan kasih yang kita lakukan mungkin tidak kita lihat dampaknya secara langsung, namun kasih tidak pernah sia-sia.

Marilah bekerja keras melakukan pelayanan kasih dalam kehidupan kita.

RELATED ARTICLE  Refleksi Harian - 17 Feb 2015