Refleksi Harian 27 April 2015

0
83
Bahan: I Sam. 16:1-13; I Pet. 5:1-5. 

Seorang pemimpin bagi Allah Ketika diminta memilih seorang pemimpin seperti dalam pemilu maupun pilkada, selain kapabilitas seseorang, tak dipungkiri bahwa mata pasti tertuju kepada sosok yang akan dijadikan pemimpin. 

Demikian pula yang terjadi dengan Samuel. Ketika Tuhan memintanya untuk mencari pemimpin baru dari keluarga Isai, ia pun memandang wajah dan perawakan anak-anak Isai satu demi satu. 
Namun Tuhan mengingatkan Samuel untuk tidak melihat 'rupa' seseorang, karena Tuhan lebih melihat 'hati' seseorang. Samuel pun belajar paradigma baru dari Allah, bahwasanya seorang pemimpin dipilih karena 'hati' nya (rupa dalam manusia yang jujur dan tulus). 

I Petrus 5 juga mensyaratkan kemampuan pemimpin sebagai Gembala, yang mampu membawa dirinya di tengah umat (bukan 'rupa' luar seseorang). Dari dua bacaan di atas, jelas bahwa seorang pemimpin dipilih Allah karena hatinya, berarti kejujuran dan ketulusan perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Hal berikut adalah kemampuan sebagai Gembala yang sanggup memberi teladan di tengah jemaat dari berbagai latar belakang dan usia. Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi pemimpin yang jujur, tulus dan mampu memberi teladan, baik bagi diri sendiri dan di mana pun Tuhan kehendaki kita berada. (US).
RELATED ARTICLE  Refleksi Harian 18 Maret 2015