Refleksi Harian 28 April 2015

0
68

Bahan: I Tawarikh 11:1-9; Wahyu 7:13-17
Seorang Gembala bagi Allah

Sebagaimana Samuel, tak seorang pun menyangka kalau Daudlah yang dipilih Allah untuk menjadi Gembala. Pengalaman pribadinya sebagai gembala domba dari usia anak-anak, membentuk konsep bagaimana seseorang menjadi ‘gembala’ bagi manusia. Meski Daud yang masih muda mengalami kesulitan di awal pelayanannya sebagai ‘gembala’ manusia, keyakinan iman yang teguh pada Tuhan Sang Gembala Agung, tak menggoyahkan semangatnya sebagai seorang pemimpin.

Hingga akhirnya orang-orang Israel datang dan mengurapinya menjadi raja, dimana saat itu Saul masih menjabat raja. Persaingan raja bagi Saul, penggembalaan umat bagi Daud.

Sebagai umat Tuhan, kita diajak untuk memiliki konsep ber-Tuhan seperti Daud, menempatkan Tuhan sebagai pemimpin pribadinya dan pemimpin umat, yang senantiasa hadir dalam kehidupan di dunia. Kalau kita terpilih sebagai ‘gembala’ seperti Daud, bukan karena kita memilih diri kita sendiri, namun semua dalam kehendak Tuhan yang mengijinkan seseorang menjadi ‘gembala’. Sehingga kita akan terhindar dari keinginan mengutamakan jabatan seperti Saul, namun memilih setia menjalani kehidupan sebagai ‘gembala’ manusia. Karena Tuhan sendirilah Sang Gembala Agung itu. (US)

RELATED ARTICLE  Bagi Sesamaku