Refleksi Sabtu Sunyi 4 April 2015

0
96

Bahan: Ayb. 14:1-14; Mzm.31:2-5, 16-17; I Petr. 4:1-8; Mat. 27:57-66.

Menghayati Kefanaan  dengan Pengharapan Iman

Siapa yang tak menyana bahwa memilih ikut Yesus berarti menyanggupi ikut menderita seperti Yesus? Yesus memang tak pernah menjanjikan kenyamanan, kemakmuran dan bebas dari sakit-penyakit saat mengikut Dia. Bahkan sebagai pengikut Tuhan, tak ada bedanya dengan manusia ciptaan yang lain di bawah matahari yang sama: kalau sudah lahir tentu akan mati.

Kalau sudah memakai tubuh jasmani pemberian Tuhan, tentu ada waktu sakit ringan hingga parah, sebagai akibat lemah tubuh karena lelah hingga terlalu lelah. Karena sadar manusia fana, rentan, maka Allah yang dalam wujud manusia yaitu Yesus datang ke dunia, solider dengan manusia dan memberi pengharapan iman, bahwa meski manusia menderita, ada Sang Ilahi yang sanggup meringankan derita itu. Dan karena Yesus sanggup bangkit, maka ada pengharapan dalam Dia.

Meski menderita karena fana,di sisi lain kita diingatkan bahwa ada yang kekal, yaitu kasih abadi Allah dalam kehidupan sesehari, yang perlu umat wujudkan dalam hidup sesehari. Allah tetap menolong dan memampukan manusia dalam kefanaannya. Dan kasih abadi Allah inilah yang akan kita wartakan dengan tubuh jasmani kita yang fana ini. (US).

RELATED ARTICLE  Bertindak Benar sebagai Umat