Saat merasa tidak bersalah…

0
91

Pdt. Imanuel Kristo,

Sahabat GKI, Siang itu kendaraan kami terhalang oleh dua buah kendaraan yang berhenti di gerbang masuk kompleks perumahan tempat kami tinggal. Rupa-rupanya dua pengemudi kendaraan itu sedang adu mulut dan bersitegang, keduanya merasa diri paling berhak untuk ke luar atau masuk melewati pintu gerbang lebih dahulu. Namun karena semua itulah maka kendaraan mereka saling bergesekan. Keduanya turun dari kendaraan mereka masing-masing dan saling menyalahkan.

Tidak tahan berlama-lama di dalam mobil menunggu mereka, sayapun secara spontan turun dan mencoba membantu mereka untuk dapat menyelesaikannya dengan lebih simpatik dan lebih ramah. Namun ternyata harapan saya tidaklah semudah yang saya bayangkan ketika saya berhadapan dengan mereka.

Mereka bukan saja sulit untuk didamaikan, tetapi sikap mereka hampir saja memancing emosi saya. Hingga akhirnya saya dengan terpaksa mengundurkan diri dari mereka setelah saya merasa cukup memberikan apa yang dapat saya berikan.

Sahabat GKI, merasa diri selalu benar tidak pernah akan mampu menyelesaikan persoalan yang kita hadapi. Merasa diri selalu benar bukanlah kebenaran itu sendiri, dan setiap orang yang merasa diri selalu benar sesungguhnya adalah pribadi yang sedang membangun kecenderungan untuk selalu salah. Beranilah mengakui kesalahan, karena dari sanalah awal dari kebenaran yang sesungguhnya.

 

RELATED ARTICLE  Refleksi Harian 4 Mei 2015