Serena William: Sukses adalah tentang apa yang kita lakukan saat sendiri

0
138

SINODEGKI.ORG – Suatu hari ketika Kejuaraan Tenis US Open berlangsung, kamera mengambil gambar sebuah lapangan tenis yang kosong. Saat tiupan angin yang cukup kencang melewati lapangan di Queens, New York pada bulan September itu. Kru video sedang membuat tayangan mengenai latar belakang para petenis yang ikut bertanding, dimana pada cuaca berangin itu tidak ada satu pun yang berlatih, justru para kru melihat seorang Serena Williams sajalah yang berlatih, ia dan teman berlatihnya.

Tidak terpengaruh, Williams mengambil waktu latihan disaat lawannya tidak. Itulah pekerjaan yang ia lakukan untuk membuat score disaat tidak ada yang mau melakukannya, dan itulah yang membuatnya menjadi yang terbaik. Dalam karirnya, Williams sudah berkali-kali menghadapi perjuangan ini. Pada musim panas 2015, Williams memenangkan gelar Grand Slamnya yang ke-4, dimana ia mendapatkan 4 gelar dalam satu tahun.

Kemenangan itu telah menyematkan gelar sendiri kepadanya, Graf of the Most Open Era, dan kemudian dia melangkah ke semi final US Open tanpa halangan yang berarti. Namun yang mengejutkan, ia harus kalah dengan Roberta Vinci. Perjuangan terus berlangsung ketika ia harus mengakui kemenangan Angelique Kerber. Pada Perancis Terbuka, Williams dikalahkan oleh Garbine. Ketiga kekalahan tersebut memunculkan pertanyaan apakah Serena Williams tidak lagi sanggup bangkit dari kejatuhannya? Apakah yang ia lakukan tanpa sepengetahuan halayak?

Tidak. Williams meresponnya dengan memenangkan gelar Wimbledonnya yang ke-7 dan merebut gelar Grans Slam dari Angelique Kerber, menyamakan dirinya dengan Steffi Graf yang melegenda. Namun pada Olimpiade Brasil lalu, Serena Williams memang tidak berhasil mempersembahkan medali emas bagi Amerika Serikat karena ia dikalahkan oleh Lucie Safarova, Barbara Strycova, Venus Williams, dan Elina Svitolina.

RELATED ARTICLE  Penahbisan Pdt. Febrita Melati Simorangkir

Serena Williams memang tidak mempersembahkan emas di Ollimpiade Brasil, namun keadaan itu tidak berlangsung lama. Pada 4 September lalu ia mengalahkan Yaroslava Shvedova dari Kazakhtan, membawa dia pada kemenengannya yang ke-308. Wiliiams memiliki gelar kemenangan terbanyak yang pernah dicatat, ia menggeser Roger Federer ke posisi kedua. Pada 8 September ia kembali dikalahkan oleh Karolina Pliskova di semifinal sehingga itu mengakhiri 186 minggunya di puncak teratas dan digeser oleh Angeline Kerber.

Serena Williams adalah legenda olah raga. Tenis begitu menggelora dihatinya. Namun statusnya sebagai legenda olah raga tidaklah membuat ia berhenti atau tidak mengalami perjuangan. Ada saatnya ia memang, namun ada saatnya ia harus merasakan pahitnya kekalahan. Ia harus berlatih siang dan malam, melewati hal yang baik maupun hal yang buruk.

serena-williams-howkenya-com “Keberuntungan tidak ada hubungan dengan ini semua, karena saya menghabiskan banyak waktu, berjam-jam pertandingan, berlatih dari waktu ke waktu tanpa mengetahui kapan kemenangan atau kekalahan itu datang,” ungkap William. Karirnya yang penuh dengan kemenangan, ketika ia mengalahkan Kerber dan merebut gelar ke-7 nya di Wimbledon, atau saat ia merebut kemenangannya ke-308 di Grand Slam. Namun sebenarnya kemenangan-kemenangan bukanlah hal yang menggambarkan sosok Serena Williams yang sebenarnya, justru gambar yang diperoleh para kru video dimana mereka menemukan Williams sedang berlatih sendirian dalam tiupan angin yang kencanglah yang memberikan gambaran sebenarnya tentang Serena Williams. Apa yang dilakukan ketika tidak ada satupun orang yang melihatnya, itulah saat dimana legenda itu dilahirkan. (christianpost.com/spw)