Setia dan Taat

0
64

Pdt. Agus Wijaya,

Kej. 24 : 1 – 27; 2 Yoh. 1 – 13 

Alangkah senangnya jika kita mendapatkan kepercayaan dari orang yang kita hormati. Tentu ada rasa senang. Apalagi kalau kita berhasil melaksanakan tugas itu dengan baik.

Hamba kepercayaan Abraham diperintahkan untuk mencari seorang istri bagi Ishak. Dalam pergumulannya, hamba itu melihat Tuhan menunjukkan Ribka sebagai calon bagi Ishak. Maka bersyukurlah hamba itu;

Kejadian 24:26-27 (TB)  Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah TUHAN, 

serta berkata: “Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!” 

Menjadi seorang yang setia dan taat tidaklah selalu mudah. Apalagi taat kepada Tuhan. Kita seringkali merasa bebas untuk melanggar perintah Tuhan, menjadi orang yang tidak percaya karena merasa tidak ada yang kelihatan mengawasi kita.

Penulis kitab 2 Yohanes mengingatkan supaya jemaat tetaplah setia kepada Tuhan. Tetaplah beriman sekalipun seringkali keadaan tidak mudah untuk menjadi percaya:

2 Yohanes 1:4-6 (TB)  Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.

Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu — bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya — supaya kita saling mengasihi. 

Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.

Teladan dari hamba Abraham yang melakukan dengan baik dan tepat menjadi kekuatan kita dalam melangkah bersama dan di dalam Tuhan.

RELATED ARTICLE  Pythagoras Cup and Greed