Jangan mengabaikan orang-orang jahat, yaitu mereka yang suka menyebar fitnah karena tidak memiliki hal-hal yang benar, yang senang menyerang pribadi karena tak yakin akan kualitas dirinya sendiri, yang gemar memutarbalikkan fakta karena mereka tak punya rekam jejak yang baik. Orang-orang seperti ini sangat pandai menebar pesona. Mereka piawai dalam merangkai kata yang manis. Dan karena itu mereka dapat merekrut pengikuti dari kalangan yang buta informasi atau mereka yang terkurung dalam pemahaman keagamaan yang dangkal.
Tidak hanya itu, mereka dapat membuat orang-orang yang berhasil direkrut meyakini bahwa fitnah itu adalah kebenaran, serangan ke pribiadi orang lain sebagai bukti kualitas diri sang penyerang, fakta yang dipalsukan sebagai bukti rekam jejak yang baik.
Hal inilah yang hendak diperingatkan Paulus kepada Timotius: “Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita.” (2 Timotius 4:14-15)
Sekali lagi, jangan meremehkan para penjahat, apalagi ketika mereka hendak mengincar posisi kepemimpinan. Waspadailah semua gerak-gerik mereka. Jangan dukung ambisi mereka. Bukan pertama-tama karena mereka dapat merugikan diri kita atau kepemimpinan kita, melainkan karena ulah mereka dapat merusak umat, memecahbelah masyarakat.
