Yayasan Waqfu’l Waqifin, Muslim Untuk Kemanusiaan, Beri Makan dan Bebaskan Tawanan

0
67

SINODEGKI.ORGsooliman-csmonitor-com – Dr. Imtiaz Sooliman mengelola sebuah organisasi bantuan kemanusiaan terbesar di Afrika, bermarkas di Afrika Selatan, Yayasan Waqfu’l Waqifin (Gift of the Givers). Sooliman selalu menggambarkan dirinya sebagai orang yang memberikan tigaperempat waktunya untuk bekerja. Ia memulai aktivitasnya sebelum matahari terbit dan mengakhirinya pada tengah malam, tiga buah telepon genggamnya tidak pernah berhenti berbunyi dan bergetar. “Saya tidak pernah mencari pekerjaan, pekerjaanlah yang mencari saya,” ujar Sooliman.

Pada 6 Desember 2014, Sooliman bernegosiasi dengan Al Qaeda untuk membebaskan sepasang suami istri yang berprofesi sebagai guru dan ditawan oleh Al Qaeda selama 18 bulan. Sooliman dan organisasinya berusaha dengan cara yang unik, tidak seperti tata cara negosiasi biasanya untuk membebaskan kedua guru itu.

Negosiasi untuk pembebasan merupakan pekerjaan berat yang dilakukan Sooliman sejak ia mendirikan yayasannya pada 1992 sehingga yayasannya dikonotasikan dengan pembebasan tawanan. Padahal Sooloman dan yayasannya justru banyak membantu korban bencana, korban kelaparan dan korban konflik-konflik militer. Mereka menyediakan bantuan medis dan logistik pada hari-hari pertama sejak bencana dan krisis terjadi, mulai dari Haiti, Bosnia, bahkan Bangladesh.

Yayasan milik Sooliman juga mengelola beberapa rumah sakit di Syria dan dapur-dapur makanan untuk kebutuhan siswa-siswa di Johannesburg. Yayasan juga menyediakan hotline untuk konseling, dan klinik-klinik berjalan berupa mobil klinik. Beberapa waktu lalu, yayasan ini memulangkan 23 pemuda Afrika Selatan yang menjadi relawan ISIS, dan sekarang mereka menjadi relawan negosiasi.

“Apapun yang kami lakukan adalah spirtual. Semua berdasarkan iman. Ajaran Islam jelas, menolong orang lain. Tidak lihat mereka berkulit putih atau hitam, atau dari negara mana. Islam tidak mengharuskan kita memberi makan orang, menyatukan keluarga, atau membebaskan tawanan. Hanya dikatakan, bantulah orang lain. Itu luas sekali cakupannya, dan itu yang kami lakukan,” ujar Sooliman.

RELATED ARTICLE  Emeritasi Pdt. Titus Gunawan Hendriyanto

Sooliman menceritakan bahwa apa yang dilakukannnya hari ini merupakan hasil dari petunjuka seorang Syeikh bernama Saffer Effendi al-Jerrahi di sebuah Mesjid di wilayah Istanbul. Syeikh itu mengatakan bahwa Sooliman harus membuat sebuah organisasi untuk membantu banyak orang. Dan petunjuk itulah yang menjadi panduan Sooliman hari ini.

 

Yayasan Sooliman juga pernah membangun 15 sumur air di wilayah kering Phuthaditjhaba, Afrika Selatan. Sooliman membangun sumur-sumur itu bukan karena ia punya uang banyk namun justru ia mengharapkan banyak bantuan untuk menolong masyarakat di wilayah itu.

“Kalau bekerja, saya tidak melibatkan emosi. Bahkan istri saya bilang kalau saya kerja saya seperti mahluk asing yang bukan dari bumi ini. Saya ini sangat peduli tetapi saya tidak ingin terlibat secara emosional dalam pekerjaan saya. Kalau saya libatkan perasaan, saya tidak akan dapat mengerjakan tugas-tugas saya, saya sudah berhenti 20 tahun lalu,” ujar Sooliman. (csmonitor.com/spw)