Having or Giving More?

0
85

Pdt. Darwin Darmawan,

Kita berhasil dengan mendapat atau memiliki banyak tetapi kita berbahagia dengan memberi banyak. Orang yang punya banyak hal di dunia disebut berhasil dalam hidupnya. Tetapi orang yang berhasil belum tentu berbahagia. Untuk bisa berbahagia, kita perlu memberi, berbagi dengan sesama.

Tuhan tidak memanggil kita semata-mata untuk berhasil. Tuhan menghendaki kita juga untuk berbahagia. Dalam Ulangan 15:1-11, Tuhan mengingatkan umat-Nya untuk tidak serakah. Ketika mereka mempiutangi orang lain, maka di tahun ketujuh mereka perlu melakukan penghapusan hutang( ayat 1). Kalau mereka melakukan itu, demikian menurut Firman Tuhan, “Tidak akan ada orang miskin di antaramu, sebab sungguh Tuhan akan memberkati engkau di negeri yang diberikan Tuhan…”(ayat 4).

Tuhan juga berkata, ketika mereka mendapat banyak berkat dari Tuhan, mereka bisa memakai itu untuk memberi pinjaman kepada yang membutuhkan(ayat 6). Tuhan juga memerintahkan kepada mereka untuk berbagi dengan orang miskin(ayat 7,8).

Orang modern banyak yang ingin berhasil. Itu dilakukan dengan memiliki banyak. Kecenderungan ini membuat orang tidak bahagia dan menyebabkan ketidakadilan. Tidak bahagia sebab orang yang ingin memiliki banyak tidak pernah puas. Menyebabkan ketidakadilan, sebab orang yang serakah mengambil hak orang lain.

Di Indonesia, kecenderungan ingin memiliki banyak mendorong orang untuk korupsi dan menyebabkan rasio gini sangat tinggi(indeks ketimpangan antara orang kaya dan miskin). Keadaan seperti ini tentu tidak membahagiakan. Karena itu, firman Tuhan hari ini relevan untuk dikerjakan: berbagi dan memberi lebih.

RELATED ARTICLE  Dari Relasi Transaksional ke Relasi yang Tulus