Kata-kata memang powerful. Kemampuan dalam mengolah kata bukan hanya dapat menginspirasi, menguatkan, menghiburkan, tetapi juga dapat membuat takut, melemahkan semangat, menghancurkan. Kemampuan membolak-balik kata dapat mengubah yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar.
Hal terakhir inilah yang kerap dipertontonkan oleh sebagian politisi atau mereka yang punya kepentingan politik di panggung publik Indonesia saat ini. “Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker.” (2 Tim. 2:17).
Kepiawaian mereka membuat akrobat kata-kata sedemikian canggihnya sehingga ada saja warga yang terperdaya. Pada sisi yang lain, keberanian melontarkan kata-kata yang telah dibolak-balik sehingga maknanya berubah bahkan menyesatkan, sesungguhnya merupakan penghinaan, setidaknya peremehan terhadap kecerdasan publik.
Mereka yang membolak-balik kata memandang publik sebagai kumpulan orang-orang bodoh yang gampang dimanipulasi.
Karena itu jangan biarkan kecerdasan kita dihina oleh para pemutar-balik kata-kata. Pada saat yang sama, jangan meracuni atau menghina kecerdasan masyarakat dengan melontarkan kata-kata yang telah diputarbalikan di ruang publik.
