SINODEGKI.ORG – Pelatihan kepemimpinan publik untuk pemuda hari ini memasuki hari kedua. Hari ini dimulai dengan ibadah singkat yang dilayankan oleh Pdt. Arliyanus Larosa. “Jangan menjadi pemimpin hanya karena senang memimpin, apalagi karena ditugaskan. Memimpinlah karena anda terpanggil untuk menjadi penggerak yang menghasilkan perubahan, baik diri sendiri maupun orang lain.” Ujar Pdt. Arliyanus dalam khotbahnya.
Hari ini peserta diajak untuk mengenal Pancasila lebih mendalam. Peserta di bagi menjadi lima kelompok sesuai dengan jumlah sila Pancasila. Mereka mengawali dengan menyanyikan lima lagu waking nasional oleh masing-masing kelompok. Pendalaman mereka akan Pancasila dimulai dengan Pancasila sebagai ide atau gagasan para pendiri bangsa untuk membangun sebuah bangsa sampai lahirnya Pancasila melalui pemikiran Sukarno. Setelah itu peserta mendalami Pancasila sebagai Lima Sila yang satu dengan lainnya tidak terpisahkan.
Peserta diajak mengenal Pancasila melalui aktivitas kelompok dimana mereka harus memberikan deskripsi mengenai relasi antara satu sila dengan sila lainnya. Secara berkelompok mereka memberikan presentasi mengenai relasi antara kelima sila. Kegiatan ini ditujukan agar peserta memahami Pancasila adalah kesatuan yang pemahamannya tidak dapat dipisahkan.
Sesi pada sore hari dibawakan oleh Pdt. Jotje H. Karuh yang membawakan tentang relasi antara iman Kristen dengan Pancasila. “Iman kristen dan Pancasila tidak bertentangan, dan perbedaan bukanlah ancaman melainkan kekuatan. Gereja dalam hal ini GKI, secara tidak disadari, sudah mengamalkan nilai – nilai Pancasila dalam realitas kehidupan sehari – hari. Karena orang Kristen yang baik adalah warga negara yang baik,” ujar Pdt. Jotje.
Hari kedua diakhiri dengan kebersamaan yang diisi dengan berbagai simulasi permainan yang berelasi dengan hal-hal yang didapatkan pada hari ini.
