Paus Fransiskus Puji Gerakan Oikoumene pada Hari Jadi Dewan Gereja Dunia ke -70

0
97
Paus berdoa bersama pimpinan gereja lainnya di HUT WCC ke-70. Foto: Pdt. Esther Pudjo

SINODEGKI.ORG – Pemimpin tertinggi umat Khatolik, Paus Fransiskus memuji suasana oikumenikal dalam kunjungannya ke Jenewa memperingati hari jadi Dewa Gereja Dunia (WCC). Paus mengatakan bahwa usaha gereja untuk memperjuangkan perdamaian merupakan perintah Tuhan saat dunia terancam oleh banyak krisis.

“Satu hal yang ingin saya katakana pertama kali adalah, hari ini adalah hari pikoumeikal, sangat oikoumenikal,” ujar Paus kepada para wartawan yang menemaninya dalam perjalanan dengan pesawat kembali ke Roma setelah berkunjungan ke Jenewa, 21 Juni lalu.

“Hari itu adalah hari perjumpaan,” ujar Paus, dalam bahasa Italia, dan berdiri dengan mikrofon di tempat khusus wartawan dalam pesawat yang ditumpanginya. “kata yang tepat untuk hari itu adalah ‘perjumpaan,’ dan ketika seseorang berjumpa dengan orang kain dan merasakan penghargaan dalam pertemuan itu, hal itu selalu menyentuh hari.” Tambah Paus.

Pertemuan Paus Fransiskus dengan WCC digambarkan sebagai sebuah perjalanan oikumene,” dengan motto “Berjalan, berdoa dan bekerja bersama.”

Pengalaman pada pertemuan di Jenewa bukan sekedar teratur, “tidak terlalu formal juga, namun sebuah pertemuan antara sesama manusia.” Kata Paus.

“Kebutuhan akan adanya “kesatuan untuk perdamaian” diantara gereja sudah lama menjadi isu yang telah didiskusikan oleh para pemimpin WCC, sejak dunia menghadapi krisis harapan, krisis hak asasi manusia, krisis mediasi, dan krisis perdamaian,” tambah Paus.

“Bagi saya, menjadi gereja yang membawa damai adalah perintah Tuhan, saya percaya bahwa gereja-gereja yang memiliki semangat ini harus bersatu dan bekerja bersama, seperti yang kita sampaikan dalam khotbah tadi.” Ujar Paus.

Hari ini, “Perdamaian adalah sebuah kebutuhan, karena ada resiko perang yang dapat terjadi.” Tekan Paus.

“Konflik harus diselesaikan dengan negosiasi, dialog dan mediasi. Bukan seperti Kain, seperti referensi dari Alkitab tentang Kaindan Habel.” Kata Paus.

RELATED ARTICLE  Percakapan BPMS GKI dengan BTGMI dan WoH

WCC mengumpulkan 350 kelompok Protestan, Ortodoks, Anglikan dan kelompok gereja lainnya, mewakili 550 juta orang Kristen di seluruh dunia yang berada di lebih dari 120 negara. Gereja Khatolik Roma bukan bagian dari WCC, namun bekerja bersama WCC dalam beberapa bidang.

Kunjungan Paus Fransiskus ke WCC dimulai dengan doa bersama di Gedung Pusat Oikumene, markas besar WCC.

Lalu dilanjutkan dengan kunjungan Paus ke Institut Oikumene dekat Bossey untuk makan siang secara tertutup dengan para pemimpin WCC. Dilanjutkan dengan tukar menukar kenang-kenangan. Paus juga menyempatkan diri bertemu siswa-siswi Institut yang mempromosikan pendidikan dan pelatihan oikumene.

Kepada wartawan Paus menjelaskan bahwa ia tidak dapat menjelaskan secara detail mengenai pertemuannya dengan para pemimpin WCC tetapi yang dibicarakan adalah tentang anak muda karena gereja sangat peduli dengan anak muda. Selain itu isu perdamaian dan hak asasi manusia juga menjadi topic yang dibicarakan. Paus mengatakan bahwa dunia sedang krisis hak asasi manusia.

“Penghargaan terhadap hak asasi manusia sudah tidak lagi dikumandangkan. Waktu makan siang seorang pendeta mengatakan bahwa mungkin hak asasi manusia yang paling pertama adalah hak untuk memiliki harapan, dan saya suka itu.” Kata Paus.

Paus mengharapkan agar seluruh negara seharusnya dapat menampung sebanyak mungkin pengungsi karena negara-negara seperti Turki, Libanon dan Yordania telah menerima banyak pengungsi Siria.

Paus Fransiskus adalah Paus ketiga yang mengunjungi WCC, yang pertama adalah Paus Paulus VI pada 1969, kemudian Yohanes Paulus II pada 1984. Paus Fransiskus mengatakan bahwa kedatangan ke WCC sebagai “sebuah perjalanan dalam pencarian kesatuan dan perdamaian.” (spw/oikoumene.org)