PGI Rayakan HUT yang ke-68

0
59
KETUA PGI dan para mantan Ketua PGI

SINODEGKI.ORG – “Merayakan HUT ke 68 berarti kita bersama-sama merayakan perjalanan dan komitmen bersama sebagai gereja-gereja di Indonesia, untuk lebih mewujudnyatakan kesatuan sebagai tubuh Kristus dalam pelayanan dan kesaksian kita di tanah air Indonesia tercinta ini.” Demikian sambutan Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, pada acara Ibadah Syukur HUT ke 68 PGI yang berlangsung di Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Sidang Yeremia, Jakarta, Minggu (20/5).

Lebih jauh perempuan yang akrab disapa Pdt. Ery ini menjelaskan, Ibadah Syukur HUT ke 68 PGI bagian dari perayaan Bulan Oikoumene yang mengusung tema Ini aku, Utuslah aku. Maka dalam suasana Pentakosta, Allah tidak membiarkan umatNya berjalan sendiri. Allah memberikan kepada kita Roh Kudus untuk menuntun, menguatkan, mempersatukan dan mengarahkan kita dalam ziarah iman mewujudnyatakan kehendakNya di tengah dunia.Demikian sambutan Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, pada acara Ibadah Syukur HUT ke 68 PGI yang berlangsung di Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Sidang Yeremia, Jakarta, Minggu (20/5).

“Dan juga dalam suasana Pentakosta, kita merayakan kuasa yang Kristus berikan bagi umatnya untuk pergi dan memberitakan kabar sukacita, dan sekaligus menjadi kesempatan atau saat dimana gereja diingatkan kembali akan tugas gereja yang tidak pernah berubah, yakni mengabarkan Injil Kristus di tengah bangsa kita yang dililit oleh berbagai persoalan ini. Kiranya kita semakin kokoh, bukan pesimis, tetapi makin diperkuat untuk mewujudkan kasih Allah,” katanya.

Ibadah Syukur HUT ke 68 PGI berlangsung semarak dengan diisi puji-pujian oleh Paduan Suara Gita Sirafika dari Rumah Sakit PGI Cikini, Paduan Suara Anak Indonesia, paduan suara gabungan karyawan RS PGI Cikini dan PGI, Psalment Voice, serta Edo Kondologit.

RELATED ARTICLE  Tata Gereja dan Tata laksana GKI Hasil Amandemen Resmi Diberlakukan

“Kita perlu menyebarkan kuasa cinta kasih di tengah situasi bangsa saat ini. Sementara kuasa kesatuan sangat dibutuhkan sebagai kunci dari pekabaran Injil. Juga di tengah perpecahan gereja yang sekarang marap terjadi. Sedangkan kuasa keberanian, lewat kuasa ini PGI harus berani menyampaikan pesan-pesannya kepada siapapun, termasuk pemerintah, jika terjadi hal-hal yang tidak sebagaimana mestinya,” tegas mantan Sekum PGI ini.Pada kesempatan itu, Pdt. Richard Daulay dalam kotbahnya menegaskan, bahwa dalam suasana Pentakosta Tuhan memberikan kuasa cinta kasih, kesatuan, keberanian, dan pengatahuan kepada seluruh umatNya, dan diatas semua kuasa itu, cinta kasih yang paling utama ditanamkan Yesus.

Sementara itu, Ketua Umum Sinode KGPM, Pdt. Pdt. Fetrisia Aling MTh, dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada KGPM Sidang Yeremia menjadi tuan dan nyonya rumah kegiatan Ibadah Syukur HUT ke 68 PGI. “Dan ini menjadi momentum bahwa PGI adalah kita, dan kita juga adalah PGI,” tandas Pdt. Fetrisia.

Selain MPH-PGI, staf dan karyawan, ibadah juga dihadiri oleh jemaat, mantan MPH-PGI diantaranya Pdt. Dr. Solarso Sopater, Pdt. Dr. SAE. Nababan, pimpinan sinode gereja, serta mitra PGI dalam dan luar negeri.

Harapan Kepada PGI  

Ditemui usai ibadah, Ketua Umum GAMKI Michael Wattimena menyampaikan harapan agar PGI dapat memainkan perannya di tengah bangsa ini. “Jika dianalogikan dengan usia manusia, maka usia 68 itu boleh dikatakan sangat matang. Maka dengan kematangannya itu, dapat memberikan kontribusi bagi pelayanan internal maupun eksternal, dimana akhir-akhir ini cukup menggrogoti kesatuan dan persatuan bangsa kita, sehingga PGI bisa mengambil peran di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berbagai komunitas bangsa yang lain dalam menjaga kesatuan NKRI  supaya tetap terjaga dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” ujarnya.

RELATED ARTICLE  Youth Interfaith Camp 2016, Merajut Cerita Baru Indonesia

Harapan lain juga diungkapkan Pdt. SAE Nababan. Menurutnya, setiap kali kita merayakan hari ulang tahun sebenarnya kita ditantang untuk mengadakan evaluasi, dan membayangkan langkah apa yang akan diambil untuk lebih mendorong kesadaran kebersamaan terutama di tengah-tengah kehidupan bangsa Indonesi yang sekarang ini banyak mengalami gangguan.

“Salah satu yang perlu dipertimbangkan dalam waktu yang akan datang ialah untuk merayakan ulang tahun dengan melaksanakan kebaktian secara bersama. Dulu kami mulai berganti-ganti jemaat supaya jemaat itu makin sadar, tetapi barangkali sudah tiba waktunya untuk dilaksanakan per wilayah, katakanlah di Jakarta Timur, Jakarta Pusat, semua gereja-gereja di wilayah itu bersama-sama mengadakan kebaktian. Menurut saya ini ungkapan yang sangat berharga bagi perjalanan gerakan oikoumene, tetapi juga sebagai sumbangan untuk kesatuan bangsa kita. Ini harapan saya,” jelas SAE Nababan. (spw, pgi.or.id)