Sikap PBNU dan Tokoh Lintas Agama hadapi aksi teror bom

0
74
Konpres PBNU dan Tokoh Lintas Agama

JAKARTA,SINODEGKI.ORG – Seperti dikutip dari laman pgi.or.id, mencermati serangkaian aksi teror di tanah air, seperti peristiwa di Mako Brimob dan serangan bom di Surabaya, PBNU dan tokoh lintas agama menekankan pentingnya penegakkan hukum dan solidaritas sesama anak bangsa dalam bingkai Indonesia sebagai negara majemuk dengan Pancasila sebagai fondasinya.

Pesan lintas agama ini disampaikan di Kantor PBNU yang terletak di Jl. Kramat Raya 164, Jakarta, Minggu (13/5) dan dibaca secara bergiliran oleh utusan berbagai lembaga keagamaan. Hadir pada saat itu utusan dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Konferensi Waligereja Indonesia, Perwakilan Umat Buddha, Parisada Hindu Dharma, Majelis Tinggi Agama Khonghucu, Muslimat NU dan Lembaga Persahabatan Ormas Islam.

Para tokoh lintas agama menyampaikan keprihatinannya atas apa yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia, yakni tindakan kekerasan dan teror yang dilakukan oleh segelintir orang dengan mengatasnamakan agama. Tindakan ini sesungguhnya menodai agama itu sendiri, yang sejatinya mengajarkan perdamaian.

Dalam pengamatan tokoh-tokoh lintas agama, aksi teror yang terjadi menunjukan gerak yang terpola, terstruktur dan berjejaring untuk mengubah haluan Indonesia sebagai negara yang lahir dari konsensus lintas golongan, ras, etnis dan agama. Karena itu, para tokoh lintas agama menegaskan bahwa, pertama, mengutuk keras tindakan terorisme atas dasar dan latar belakang apapun. Tindakan-tindakan yang menggunakan kekerasan, terorisme, menebar rasa benci dan juga mengafirkan mereka yang di luar keyakinannya bukanlah ajaran agama.

Kedua, mendesak dan sekaligus mendukung sepenuhnya upaya dan langkah-langkah pemerintah dan aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas motif, pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut. Gerakan terorisme sudah semakin merajarela maka diperlukan penanganan yang lebih intensif dari berbagai pihak, utamanya negara melalui keamanan. Negara wajib hadir untuk menjamin keamanan setiap warga negara.

RELATED ARTICLE  11 Tahun Pelayanan LKS Yayasan KAUM di Mentawai

Ketiga, menyampaikan rasa belasungkawa yang sangat dalam kepada seluruh keluarga korban atas musibah yang sedang dialami.

Keempat, mengajak seluruh warga Indonesia untuk bersatu padu menahan diri, tidak terprovokasi serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan, sekaligus menolak segala bentuk kekerasan. Jika mendapat peristiwa sekecil apapun yang menjurus pada radikalisme dan terorisme, segera laporkan ke aparat keamanan.

Kelima, menghimbau segenap umat beragama untuk menghentikan segala spekulasi yang bisa memperkeruh peristiwa ini. kita percayakan penanganan sepenuhnya di tangan aparat keamanan. Kita mendukung aparat keamanan, salah satunya dengan cara tidak ikut-ikutan menyebabkan isu, gambar korban dan juga berita yang belum terverifikasi kebenarannya.

Keenam, menghimbau semua tokoh politik dan masyarakat agar mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, tidak memperkeruh suasana dan mengeluarkan pernyataan yang mencederai perdamaian dan toleransi beragama.

Pada kesempatan ini juga tokoh-tokoh lintas agama mendesak pemerintah dan DPR untuk segera menuntaskan undang-undang Antiterorisme sehingga aparat keamananan memiliki payung hukum untuk mengambil langkah pencegahan terhadap aksi teror. Para pelaku bom di Surabaya misalnya, menurut Yenny Wahid dari Muslimat NU, sebenarnya sudah lama teridentifikasi sebagai kelompok radikal. Namun, aparat keamanan tidak bisa bertindak karena belum ada payung hukum untuk pencegahan aksi teror.

Tokoh-tokoh lintas agama juga meminta mereka yang bergerak di bidang media baik cetak maupun elektronik, dan masyarakat luas agar tidak memberi tempat bagi berbagai pemderitaan yang bersifat intoleran dan berbau kekerasan. Ditengarai, selama ini kelompok-kelompok radikal telah memanfaatkan berbagai media untuk menyampaikan ajaran kekerasan dan keinginan untuk menggantikan haluan negara Indonesia.

Aparat penegak hukum dihimbau agar tidak ragu-ragu mengambil langkah tegas untuk menumpas kelompok-kelompok teror di Indoesia. Dari hasil survei yang ada, sebagaimana disinggung oleh Yenny Wahid, 93% rakyat Indonesia mendukung pemerintah untuk mengambil langkah yang tegas terhadap pelaku teror. (spw/pgi.or.id)

RELATED ARTICLE  Persidangan ke-27 Majelis Klasis GKI Klasis Jakarta Barat