Hari Pemuda Ekumenis Sedunia, Jalin Koneksi Global Tingkatkan Kesehatan Mental

0
41
Kontribusi dari Gereja India Selatan untuk Hari Pemuda Internasional Ekumenis 2020. (Foto: oikoumene.org)

SINODEGKI.ORG – Hari Pemuda Ekumenis Sedunia Dewan Gereja Sedunia (WCC) berlangsung pada 12 Agustus lalu, diawali dengan saling bersalam hangat, dan kemudian penampilan musik dan tarian, hingga tips praktis. Acara yang berlangsung secara virtual itu menghadirkan orang-orang muda dari seluruh dunia, membahas tema kesehatan mental, dan bagaimana gereja dapat mendukung kaum muda di bidang kehidupan mereka.

Rhee Hanbeet, anggota Dewan Pemuda Ekumenis di Korea dan anggota Komisi Pemuda Dewan Gereja Sedunia ECHOS, menjadi moderator dalam dialog tersebut. “Tujuan kami adalah menyoroti kontribusi aktif dan partisipasi kaum muda dalam gerakan ekumenis,” katanya, seperti dilansir oikoumene.org, 13 Agustus yang lalu.

Dalam video sambutannya, Pejabat Sementara Sekretaris Jenderal WCC Pdt Prof Dr Ioan Sauca menyampaikan apresiasi atas harapan yang dibawa generasi muda ke dalam gerakan ekumenis. “Kami terus melihat dan mengalami roh Tuhan bekerja di berbagai area dan ruang persekutuan,” katanya.

“Meskipun menghadapi masa-masa sulit ini, masih ada tanda-tanda harapan yang datang oleh kasih karunia Tuhan dan iman kita kepada Kristus Yesus. Salah satu tanda harapan ini adalah perayaan kali ini.”

Pembicara ahli yang ditampilkan berbicara tentang hubungan antara kehidupan spiritual dan kesehatan mental. Dr Chiwoza Bandawe, profesor madya di Departemen Kesehatan Mental di Fakultas Kedokteran Universitas Malawi, membahas perlunya mengembangkan literasi kesehatan mental di kalangan pelayanan kaum muda.

“Ketika kita berbicara tentang kesehatan mental, kita benar-benar berbicara tentang kemampuan kita untuk berpikir, merasakan dan berperilaku sedemikian rupa sehingga menyadari potensi penuh kita untuk mengatasi tantangan hidup, dan untuk dapat belajar dan bekerja secara proaktif dengan cara yang berarti, dan berkontribusi untuk komunitas kita,” katanya.

RELATED ARTICLE  Seminar Komisi Liturgi & Musik Sinode GKI

Lita Vatuvei, dari Tonga, berbagi perspektif tentang kesehatan mental dari konteksnya, dan mendorong kaum muda untuk bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan kunci: “Siapa saya? Apa yang saya hargai? Apa keyakinan inti saya?”

Bagi Jeremiah Edward Bohol, psikolog klinis dari United Methodist Youth Fellowship di Filipina, kaum muda harus berada dalam komunitas untuk saling memperkuat kesehatan mental. “Saya percaya bahwa kesehatan mental harus menjadi upaya kolektif daripada menganggapnya sebagai masalah pribadi atau individu,” katanya. “Kita acap menjadi terputus satu sama lain karena prioritas lain seperti pekerjaan, karier, sekolah, dan sebagainya.”

Hari Pemuda Sedunia, yang pertama kali diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000, dirayakan setiap tahun dengan tema berbeda. (oikoumene.org/at)