Ubi Jalar

0
135
Ubi Jalar

Pdt. Untari Setyowati,

Amsal 15:1 “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tapi perkataan yang pedas membangkitkan marah”

Kalimat bijak Amsal mengajak kita untuk merenung diri di tengah aksi puasa paska dalam masa pra paska ini. bagaimana kita bisa mengendalikan diri kita, sehingga ikut meredakan suasana panas. kita diminta untuk memiliki kelemahlembutan, yang memerlukan kerendahan hati dan keinginan kuat untuk mendamaikan suasana.

Ubi jalar, disebut demikian karena tumbuhnya menjalar di atas tanah, sedang umbinya tersimpan tak jauh dari permukaan tanah. sehingga ada yang menyebutnya telo pendem dalam bahasa Jawa. telo adalah ubi, pendem artinya di bawah tanah.

Ubi jalar banyak ditemui dalam warna-warni: ada yang kuning, ungu, merah, putih dan ubi rasa madu. ubi jalar memiliki rasa manis alami, kadang dibuat snack seperti keripik atau dibakar, dipanggang, atau direbus untuk dikonsumsi. ubi jalar mengandung beta karoten, anti oksidan yang baik bagi tubuh. ubi jalar yang direbus lebih sehat dan baik bagi pencernaaan juga mata manusia.

Sensasi seni hidup dalam rasa mengajak kita memasuki suasana pra paska dengan belajar kelemahlembutan. sebagaimana ubi jalar, saat belum diproses untuk konsumsi atau direbus, berbentuk keras, namun ketika berproses dalam air mendidih, ia menjadi lunak, sanggup untuk melunak. sebagai umat Tuhan, kita yang telah melalui proses kehidupan sesuai umur masing-masing, diajak untuk seperti ubi jalar. proses kehidupan membuat kita menjadi orang yang memiliki kelemahlembutan.

Jagalah pendamai, hindari untuk menjadi pemanas suasana. pilihlah kelemah lembutan yang dapat meredakan kegeraman.

RELATED ARTICLE  Stop kekerasan